Separuh Kabupaten Tangerang Tanpa Penerangan Jalan
TEMPO.CO, Tangerang-Sekitar 50 persen wilayah Kabupaten Tangerang yang terdiri dari 29 kecamatan hingga saat ini belum dilengkapi sarana penerangan jalan umum (PJU). Kondisi ini membuat sebagian besar wilayah Kabupaten Tangerang masih gelap gulita dan rawan tindak kejahatan malam. "Antara yang gelap dan terang (sudah dipasangi PJU), presentasenya 50-50 persen," kata Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Tangerang Agus Suryana, Selasa 10 Juli 2012.
Wilayah-wilayah yang masih gelap tersebut, kata Agus, merata hampir di 29 kecamatan terutama jalan-jalan kecamatan dan pedesaan. Ia mencontohkan, Jalan Bojong-Pemda yang merupakan jalan utama menuju pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang, Tigaraksa yang sebagian jalannya masih gelap karena tanpa penerangan jalan.
Penyebab minimnya penerangan jalan di wilayahnya, menurut Agus, adalah banyaknya PJU yang mengalami kerusakan serta minimnya anggaran penyediaan PJU baru. Menurut dia, 24 ribu titik PJU di Kabupaten Tangerang rusak dan butuh perbaikan. Dinas Kebersihan pada 2012 mengajukan perbaikan 8000 titik PJU, tapi yang disetujui hanya 600 titik.
Kondisi masih banyaknya wilayah yang gelap ini dikeluhkan. "Kami selalu was-was kalau pulang malam, jalan yang gelap rawan tindak kejahatan," ujar Santi, 28 tahun, karyawan swasta di perumahan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Menurut Santi, ia kerap ketakutan jika melewati titik gelap menuju rumahnya. "Pokoknya saya kalau sudah lewat jam 8 malam sudah khawatir pulang kerumah," kata dia.
Aditia Rahman, 35 tahun, warga Sindang Jaya, Pasar Kemis Kabupaten Tangerang mengaku punya pengalaman yang buruk saat melintas di jalan yang gelap di bilangan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang. Saat itu, dia hendak menuju rumah saudaranya di perumahan Kota Bumi, Pasar Kemis, Tangerang. Jalan yang ia lintasi memang gelap dan rusak.
”Ketika itu, saya melihat ada gerakan mencurigakan di pinggir jalan, saya langsung tancap gas, tapi ternyata di depan saya ada lubang yang cukup besar dan dalam, sehingga saya terjatuh dan terluka cukup parah,” katanya.Aditia beruntung karena ada pengendara lain yang melintas saat itu dan memberikan pertolongan.
Meskipun banyak wilayah yang tanpa PJU, anggaran untuk bayar setrum PJU ini tetap membengkak. Dalam sebulan, intansi ini menghabiskan dana Rp 1, 2 milyar atau Rp 12,8 milyar pertahun untuk membayar pemakaian listrik penerangan jalan umum (PJU). Biaya ini menyedot hingga 25 persen dari Rp 50 miliar anggaran program dinas tersebut.
Menurut Agus, tingginya tarif listrik PJU yang dikelola instansinya selama ini dikarenakan pemakaian listrik masih menggunakan sistem flat. Sehingga, tagihan listrik membengkak dan tidak terkontrol.
Ia mengakui, anggaran untuk bayar listrik tersebut cukup menyedot anggaran di Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Tangerang. Bahkan, anggaran untuk program penerangan jalan umum itu mengalahkan anggaran pengadaan alat berat dan penanganan sampah. Pengadaan alat berat seperi beco, swiper sebesar Rp 4 miliar dan anggaran penanganan sampah hanya Rp 8 miliar.
Besarnya anggaran untuk bayar setrum PLN di Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Tangerang itu mendapat peringatan dari Badan Pemeriksan Keuangan yang mengaudit realisasi anggaran instansi itu tahun 2011. ”Temuan BPK dan merekomendasikan kelebihan bayar PJU Rp 580 juta,” kata Agus.
Jika anda memerlukan lampu penerangan jalan umum (PJU) bertenaga surya atau dengan sel surya atau solar cell. Lebih baik anda mempercayakan PT. Surya Energy Indonesia yang sudah berpengalaman dan berkompeten dalam memasok dan memasang PJU solar cell dan perlengkapan terkait lainnya. Anda dapat mengakses www.pjusolarcell.com atau www.surendo.co.id
Label: beralih ke pju solar cell, lampu jalan umum, pemasagan pju, penerangan jalan umum, pju bertenaga surya, pju hemat, pju solar cell
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda