Bisnis Solar Cell Diminati Perusahaan hingga Perumahan
Taraf hidup masyarakat Indonesia yang semakin meningkat tentunya akan berpengaruh pada kebutuhan energi listrik sebagai pendukung setiap aktivitas yang dilakukan. Tidak heran, tanpa adanya aliran listrik membuat berbagai kegiatan akan terganggu.
“Kebutuhan akan energi listrik sekarang ini merupakan salah satu hal yang sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat,” kata Ahmad Kurnain Direktur PT Green Energi Mandiri salah satu perusahaan penyedia solar cell dengan ratusan perwakilan di seluruh Indonesia.
Namun kebutuhan energi listrik yang sangat pesat, tidak sebanding dengan kesiapan Pemerintah dalam menyediakan listrik ke masyarakat. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal di antaranya jumlah pembangkit yang masih kurang, terbatasnya dan semakin mahalnya bahan bakar yang digunakan dalam proses penyediaan tenaga listrik hingga letak geografis yang kepulauan sehingga membuat Perusahaan Listrik Negara membutuhkan waktu untuk membangun infrastruktur listrik di berbagai daerah.
Dengan adanya berbagai kendala tersebut, mengakibatkan pasokan listrik yang tersendat di beberapa daerah sehingga kerap dilakukannya pemadaman. Dari data yang dimiliki Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, rasio elektrifikasi atau persentase jumlah penduduk yang sudah menikmati listrik di Indonesia pada tahun 2012 sekitar 75,8% dan pada tahun 2013 yang lalu diprediksi meningkat mencapai 77,65%. Dari data tersebut berarti pada tahun 2013 persentase jumlah penduduk yang belum mendapatkan aliran listrik sebesar 22,35%.
Melihat persentase tersebut tidak heran energi alternatif sebagai sumber listrik banyak dicari masyarakat. Dan salah satunya adalah energi matahari (solar cell ), yang beberapa waktu belakangan menjadi energi alternatif pilihan utama di beberapa kota besar dan juga pedesaan yang belum dialiri listrik Pemerintah. “Dibandingkan sumber energi listrik lain, solar cell merupakan salah satu sumber energi yang paling mungkin di aplikasikan dan juga bisa dimanfaatkan sebagai sebuah peluang usaha yang sangat menjanjikan,” tutur pengamat bisnis, Bambang Wahyu Purnomo.
Solar Panel
Dari informasi beberapa pelaku usaha jasa pemasangan solar cell baru marak beberapa tahun belakangan. Hal tersebut dapat dilihat dari umur pelaku usaha yang kurang dari dua tahun menjalankan usaha ini. “Saya tertarik menjalankan usaha ini karena pangsa pasar usaha solar cell semakin meningkat,” jelas Muhammad Dody Haryadi yang merintis usaha pada Maret 2013 yang lalu.
Bagi sebagian orang, usaha jasa pemasangan atau perakitan solar cell ini dianggap sulit. Namun hal tersebut tidaklah benar, karena menurut Ahmad Kurnain, modal paling utama dalam menjalankan jasa perakitan solar cell adalah pengetahuan seputar komponen dari solar panel yang dipasang.
Dalam perakitan solar cell ini komponen terpenting dan utama adalah solar panel sebagai alat yang mengonversi sinar matahari menjadi tenaga listrik. Solar panel terdiri atas tiga jenis yaitu solar panel Polycrystalline yang memiliki ketahanan pada cuaca berawan dan mendung sehingga masih bisa menyerap energi matahari.
Solar panel Monokristal dengan daya serap tinggi pada saat terik matahari, namun pada saat mendung/berawan agak kurang optimal menyerap cahaya matahari. Dan yang ketiga ialah solar panel Amorphous yang biasanya diproduksi menggunakan bahan kimia. “Dari ketiga solar panel tersebut, solar panel Polycrystalline banyak diminati masyarakat karena daya serap yang lebih baik dibandingkan dengan jenis lainnya,” jelas Suryanto pemilik Royal PV.
Sedangkan untuk kapasitas listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sangat bervariasi tergantung dari banyaknya solar panel yang dipasang. Beberapa pelaku usaha jasa pemasangan solar cell menuturkan, dalam menentukan harga jasa yang diberikan, mereka berpatokan pada kapasitas listrik atau Watt Peak (WP). Lihat saja apa yang ditawarkan Dody, untuk pemasangan solar cell 50 WP, solar cell 100 WP hingga solar cell dengan kapasitas 50 Kwp dengan harga Rp 500 ribu hingga Rp 20 juta.
Menurut Dody, selain menawarkan usaha jasa pemasangan solar cell, ia juga menawarkan perlengkapan PLTS yang dijual per paket plus pemasangan, seperti paket 50 WP hingga paket 100 WP sekitar Rp 3 juta hingga Rp 5 juta dan berbagai paket lainnya. Dari banyaknya jenis ukuran perlengkapan PLTS, ukuran yang paling banyak diminati terutama untuk konsumen kelas menengah adalah solar cell 100 WP.
Pemasaran
Melihat semakin besarnya permintaan akan solar cell membuat pelaku usaha kebanjiran pesanan. Seperti Mukhamad Dody pemilik Cahaya Teknik misalnya, walaupun baru satu tahun menjalankan usaha jasa perakitan namun saat ini dalam satu bulan paling tidak ia bisa memasang 10 solar cell dengan omset Rp 3 juta.
Sedangkan Suryanto Edward, Pemilik Royal PV yang sudah sekitar 2 tahun menjalankan usaha ini paling tidak dalam satu bulan bisa melakukan perakitan sebanyak 20-30 solar cell dengan omset sekitar Rp 90 juta. “Kebanyakan konsumen dari perorangan maupun perusahaan besar,” kata pemuda berusia 28 tahun ini.
Bicara mengenai pasar usaha, menurut pelaku besar usaha solar cell Ahmad Kurnain, usaha solar cell ini sekarang tidak hanya didominasi pasar perusahaan, melainkan juga pasar perorangan atau perumahan masyarakat kelas menengah. Hal itu didasari dari kebutuhan tenaga listrik yang semakin meningkat dan juga pelayanan listrik yang dilakukan Pemerintah belum sesuai dengan yang diharapkan masyarakat.
Lebih lanjut pengamat marketing Agung Setiadi mengatakan, untuk lokasi usaha sebaiknya pelaku usaha mulai melakukan ekspansi usaha ke kota-kota maupun desa yang berada di luar Pulau Jawa. Karena memang dari informasi yang ada, mereka sangat membutuhkan energi alternatif sebagai sumber energi listriknya.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda