Jumat, 23 Agustus 2019

Pengembangan Listrik Tenaga Surya RI Jauh Tertinggal dari Vietnam


Liputan6.com, Jakarta – Institute For Essential Services Reform (IESR) memandang, perkembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Indonesia relatif lebih lambat, dibandingkan negara Asia lainnya.
Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengatakan, hingga akhir 2018 total kapasitas terpasang pembangkit listrik surya baru mencapai 95 Mega Watt (MW), sedangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tega Listrik (RUPTL) PLN 2019 – 2028 hanya menargetkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 2 Giga Watt (GW) hingga 2028.
“Lambatnya pengembangan listrik tenaga surya di Indonesia tidak sesuai dengan tren global, di mana listrik tenaga surya menjadi energi terbarukan dengan tingkat pertumbuhan tertinggi selama beberapa tahun terakhir,” kata Fabby, di Jakarta, Selasa (30/7/2019).
Fabby menyebutkan, kapasitas PLTS di Indonesia sudah mencapai 60 Mega Watt peak (MWp) ditargetkan meningkat menjadi 85 MW, sedangkan Singapura sudah mencapai 150 MWp akan meningkat menjadi 250 MWp.
“Dibandingkan dengan Vietnam yang baru mengembangkan surya kita jauh tertinggal. Padahal kita kembangkan sejak 1980,” tuturnya.
Indonesia memiliki potensi listrik dari energi surya yang cukup besar, dapat memenuhi kebutuhan listrik di masa depan dalam bentuk (PLTS) di atas tanah maupun PLTS atap. Terdapat potensipasar pengguna listrik surya yang cukup besar pada rumah tangga, bangunan komersial, bangunan pemerintah danindustri.
“Kajian kami menunjukan potensi teknis listrik surya atap (rooftop solar) pada bangunan rumah di 34 provinsi Indonesia mencapai 194 – 655 Gigawatt-peak (GWp),” kata Hapsari Damayanti, salah satu peneliti IESR yangmenghitung potensi tersebut.
Dari jumlah total rumah tangga di Indonesia, terdapat 17,8 persen rumah tangga yangmemiliki kemampuan finansial untuk memasang perangkat listrik surya atap, yang diperkirakan dapat mencapai kapasitas 34 – 116 GWp. Jumlah ini merupakan potensi pasar listrik tenaga surya yang dapat dijangkau dalam beberapa tahun ke depan.
“Hasil ini menjadi informasi penting bagi pengambil kebijakan di bidang energi, PLN dan pelaku bisnis di bidang energi surya lain bahwa potensi listrik energi surya yang sangat besar sesungguhnya dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai solusi penyediaan energi yang berkelanjutan, sekaligus solusi dan sumbangan Indonesia terhadap upaya mengatasi krisis perubahan iklim yang mengancam dunia. Ini baru potensi listrik surya atap rumah, tidaktermasuk bangunan lain dan PLTS di atas tanah (ground mounted). Dengan potensi energi surya yang sedemikian besar Indonesia sesungguhnya dapat memenuhi 100 persen listrik di masa depan dari energi terbarukan,” tandasnya.

Berapa Banyak Rumah Tangga RI yang Pakai Listrik Tenaga Surya?


JAKARTA, KOMPAS.com – Potensi energi surya di Indonesia sangat besar karena letak geografisnya yang berada di garis khatulistiwa. Bahkan sejak September 2017, Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA) digagas agar potensi itu manfaatkan. Lantas hingga saat ini, sudah berapa banyak rumah tangga yang memanfaatkan potensi besar energi surya tersebut? “Pada awal 2019 lalu, memang ada peningkatan hingga 50 persen tetapi masih sedikit,” ujar Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) Andhika Prastawa di acara Dukungan Nyata Pengusaha Tanah Air bagi GNSSA, Jakarta, Kamis (20/6/2019). Baca juga: Pasang Panel Surya Bisa Hemat Listrik hingga 30 Persen “Yang kami catat yang terbanyak adalah di daerah Jakarta. Jadi jumlahnya dari 400-an jadi sekitar 600 rumah tangga yang menggunakan PLTS atap (di Indonesia),” sambung dia. AESI ucapnya, terus mendorong agar Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap terus menggema hingga pelosok-pelosok negeri. Antara lain adalah dengan melakukan sosialiasi di beberapa kota. Menurut Andhika, penggunaan energi surya penting untuk didorong karena bila tidak Indonesia akan mengalami krisis energi dalam 30 tahun ke depan. Baca juga: Bisa Hemat Listrik, Berapa Biaya Pasang Panel Surya Atap? Indonesia sudah menjadi negara net importir minyak bumi sejak 2004 dan terancam menjadi net importir gas pada 2028 serta terancam menjadi negera net importir batubara pada 2038. Sementara itu potensi energi surya di Indonesia mencapai lebih dari 200.000 MW, namun kapasitas terpasang baru 90 MW hingga 2018.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Berapa Banyak Rumah Tangga RI yang Pakai Listrik Tenaga Surya?”, https://money.kompas.com/read/2019/06/20/185200626/berapa-banyak-rumah-tangga-ri-yang-pakai-listrik-tenaga-surya-.
Penulis : Yoga Sukmana
Editor : Sakina Rakhma Diah Setiawan

Kamis, 22 Agustus 2019

Polymer Solarcell : Inovasi sel surya transparan dari bahan polimer

Satu tim peneliti dari Universitas California di kota Los Angeles (UCLA) berhasil melakukan inovasi terhadap sel surya dan menciptakan sel yang transparan. Sel surya yang dinamakan “Polymer Solar Cell“ atau sel surya polimer (PSC), bisa menyerap cahaya matahari dan kemudian menghasilkan tenaga listrik yang bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari. Kehebatan inovasi terbaru ini adalah sel surya yang transparan dan masih memungkinkan penghuni melihat pemandangan diluar jendela. Studi dari UCLA ini sedang dipublikasikan lewat jurnal ACS Nano.
Menurut laporan hasil penelitian ini, inovasi sel surya polimer (PSC) menghasilkan tenaga listrik dengan menyerap cahaya matahari terutama bagian inframerah yang tidak terlihat mata, jadi bukan dari cahaya tampak. Tim peneliti dibawah pimpinan seorang profesor UCLA bernama Yang Yang dan beberapa mahasiswa doktor dari departmen teknik material, berhasil membuat perangkat penyerap cahaya inframerah dari bahan plastik photoactive yang kemudian mengkonversi menjadi tenaga listrik. Profesor Yang adalah direktur lembaga penelitian “Nano Renewable Energy Center” yang berlokasi di California NanoSystems Institute (CNSI).
Keunggulan inovasi sel surya dari tim peneliti UCLA ini memiliki 70% transparan kalau dilihat dengan mata manusia. Hasil penelitian ini merupakan terobosan baru karena PSC terlihat lebih transparan daripada penemuan sebelumnya. Keunggulan lainnya termasuk bahan PSC ini dapat diproduksi dalam volume yang besar dengan ongkos produksi yang rendah. Dengan bahan sel surya yang transparan ini peneliti mengharapkan bisa di pakai untuk perangkat elektronik portabel (telepon genggam, tablet, laptop), jendela gedung kantor dan bangunan rumah, dan dalam produk lainnya termasuk kendaraan roda empat.

Perluas Inovasi, Ciptakan Casing Solar Panel




PONTIANAK – Di zaman serba modern, manusia semakin dipermudah dengan berbagai teknologi. Apa saja bisa diciptakan asalkan punya kemauan.
Keentengan ini pun membuat Fakultas Teknik Universitas Tanjugpura (Untan) melalui Himpunan Mahasiswa Teknik Industri menciptakan ajang kompetisi berupa lomba kreativitas dan inovasi siswa tingkat SMA/sederajat se-Kalimantan Barat.
“Kita merasa kegiatan ilmiah itu agak kurang dibanding kegiatan lain. Makanya Himpunan Mahasiwa Teknik Industri kami arahkan untuk melaksanakan lomba yang bersifat inovatif dan kreatif,” kata Muhammad Sofitra, Ketua Prodi Teknik Industri Untan kepada Kalbarupdates.com, Sabtu (12/5/2018).
Kompetisi ini diikuti lebih dari 10 SMA di Kalbar. Para peserta menampilkan berbagai produk inovatif. Mulai dari mengembangkan produk yang sudah ada. Bahkan menciptakan produk baru yang sederhana. Seperti penjernih air, baterai, dan cash power bank.
“Diharapkan nantinya teman-teman ini bisa mengahsilkan karya inovasi berkelas. Walaupun tingkatnya yang masih sekolah menengah kami mengharap mereka bisa berkembang lebih jauh,” harap dia.
Kendati masih terbilang sederhana, Sofi optimistis bakat para peserta ini bisa berkembang dengan baik. Sebab setiap produk pasti memiliki versi pertama yang harus terus dikembangkan untuk menciptakan versi selanjutnya.
“Untuk penilaiannya melalui ide, produk, dan penulisan proposal. Karena kita mau mereka bisa menulis ilmiah. Setelah itu presentasi, jadi ketika presentasi inilah kami memberikan saran-saran perbaikan,” jelasnya.
Salah seorang peserta asal SMA Negeri 4 Pontianak Oliver Dwiandra mengatakan tim mereka berhasil menciptakan smart energi operasional berupa casing solar panel.
“Jadi casing HP itu bisa sekaligus mengecas. Caranya dengan mengarahkan casing ke arah sinar matahari,”  jelas Oliver.
Siswa Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ini menjelaskan energi dari sinar matahari itu akan ditransfer melalui panel surya mini yang di dalamnya ada komponen kabel, dan resistor. Sehingga menciptakan daya listrik layaknya power bank atau charger berkekuatan 0,8 watt.
“Untuk mengisi daya baterai kalau normal dibutuhkan waktu sekitar tiga jamlah sampai penuh,” terang siswa kelas 10 ini.
Ide untuk menciptakan casing solar panel ini diawali dengan kedongkolan mereka dalam menentukan produk apa yang akan dibuat untuk mengikuti lomba tingkat provinsi ini. Kemudian, salah seorang rekan dari tim mereka pun mengusulkan ide  membuat power bank dari panel surya. Mereka ingin membuat power bank yang bisa tertempel langsung di smartphone. Niatannya, agar lebih mudah untuk digunakan dan dibawa ke mana saja.  Terbentuklah casing solar panel.
“Untuk pembuatannya paling lama dua hari tapi bisa dipercepat menjadi sehari. Tergantung dari komponen penyusunnya,” ujarnya.
Dikatakanya, proses pembuatan casing solar ini terbilang mudah . Yaitu tinggal menyediakan komponennya kemudian dirakit. Jika tidak bisa merakit sendiri bisa dipermudah dengan meminta bantuan kepada tukang solder. “Tapi kita harus tahu cara merakitnya,” tegasnya.
Mudah bukan berarti tak ada kendala. Oliver menuturkan ada komponen yang susah ditemukan untuk membuat alat ini. Karena menggunakan panel surya. Casing solar ini tentunya sangat bergantung dengan asupan sinar matahari. Sedangkan mendung dan hujan adalah cuaca lain yang memperhambat sinar matahari.
Berbicara soal modal, alat ini dirakit masih dalam bentuk sederhana. Sehingga, modal yang diperlukan untuk satu buah casing solar panel ini pun relatif murah, di kisaran Rp70 hingga Rp80 ribu. Jika dipasarkan pun, bujang berusia 15 tahun ini belum berani mematok harga yang tinggi. Cukup Rp90 ribu per buah.
Jika ada pengusaha yang datang untuk membeli ide mereka, Oliver menegaskan langkah yang akan mereka ambil adalah harus ikut dalam mengembangkan ide yang diciptakan itu.
“Kami tak bisa langsung lepas. Kami harus ikut mengembangkan, karena hal ini juga mengembangkan generasi muda,” pungkasnya. (NAN)

Senin, 19 Agustus 2019

Klasifikasi Jenis PLTS Berdasarkan Konfigurasi Komponen

Klasifikasi Jenis PLTS Berdasarkan Konfigurasi Komponen – Umumnya pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis menurut konfigurasi komponennya, yaitu PLTS yang berdiri sendiri (Stand Alone) dan PLTS yang terhubung dengan jaringan listrik (Grid Connected).

PLTS berdiri sendiri (stand alone)

Sistem PLTS ini dirancang dapat beroperasi mandiri untuk memasok beban DC atau AC. Jenis sistem ini dapat digunakan dengan mengunakan sumber energi listrik matahari saja , atau dapat menggunakan sumber tambahan energi lain, seperti air, angin dan mesin diesel. Baterai menjadi syarat utama dan digunakan pada sistem PLTS ini.
Dari gambar diagram PLTS diatas dapat dilihat daya DC yang dihasilkan oleh panel surya sistem pembangkit dikirim ke alat kontrol (solar charger controller/SCC) untuk melakukan pengisian daya ke baterai dan atau melayani beban DC. Alat kontrol SCC ini juga mengatur dan mengamankan kelebihan pengisian karena baterai sudah penuh.
Untuk memenuhi kebutuhan beban DC, daya digunakan langsung dari baterai yang telah d isi oleh panel surya, dengan rangkaian melalui alat kontrol (SCC).  Hal ini berfungsi untuk mengatur dan mengamankan penggunaan daya berlebih ketika kapasitas baterai sudah tidak mencukupi.
Untuk pemenuhan daya AC, dapat menggunakan inverter. Arus searah DC yang berasal dari baterai akan dikonversi oleh komponen inverter menjadi arus listrik bolak balik (AC). Sehingga dapat memenuhi kebutuhan beban listrik AC (sama seperti listrik PLN), seperti lampu penerangan, pompa air dan bahkan televisi dan kulkas.
Klasifikasi Jenis PLTS Berdasarkan Konfigurasi Komponen ada dua macam, yaitu PLTS yang berdiri sendiri (Stand Alone) dan PLTS yang terhubung dengan jaringan listrik (Grid Connected).

PLTS terhubung Grid

PLTS terhubung grid (grid connected) pada dasarnya adalah menggabungkan PLTS dengan jaringan listrik PLN. Komponen utama dalam sistem ini adalah inverter grid. Inverter inilah yang berfungsi untuk mengubah daya DC yang dihasilkan oleh PLTS menjadi daya AC sesuai dengan persyaratan dari jaringan listrik yang terhubung (Utility Grid).
Salah satu persyaratan wajib adalah sistem PLTS harus memiliki anti islanding, yaitu kemampuan otomatis sistem untuk ikut terputus (mati) ketika sumber koneksi PLN putus (mati). Hal ini penting untuk menjaga keamanan dan keselamatan pengguna dalam jaringan yang tidak dialiri listrik PLN tersebut.
Untuk penggunaan Klasifikasi Jenis PLTS Berdasarkan Konfigurasi Komponen dengan koneksi ke PLN, ada 2 jenis aplikasi yang dapat digunakan, yaitu:
  1. Pararel; dimana produksi daya PLTS hanya digunakan untuk konsumsi pengguna, tanpa ada transfer pengiriman daya PLTS tersebut ke jaringan luar. Penggunaan untuk rumah, bisnis dan industri diperbolehkan, dengan izin dari pihak PLN.
  2. EXIM; dimana produksi daya PLTS di “transfer” ke jaringan luar dan secara bersamaan dapat digunakan untuk konsumsi pengguna. Pada jenis ini, ada dua metode yang berlaku:
    1. Net metering; dimana daya yang diproduksi (jual) dan konsumsi (beli) dapat ditukar dalam bentuk daya kWh. Indonesia telah melegalkan dan mengatur kegiatan ini, baik untuk rumah tangga, bisnis, ataupun industri.
    2. Feed metering; dimana daya yang diproduksi (jual) dan konsumsi (beli) dapat ditukar dalam bentuk uang. Indonesia belum sepenuhnya mengatur hal ini, terutama untuk rumah tangga dan bisnis, namun untuk skala besar, seperti IPP, telah diatur kebijakan dan peraturannya.

Solusi Integrasi Pengairan Dengan PV Untuk Lahan Pertanian

Press Realease – PT SURYA UTAMA NUANSA (SUN Renewable Energy) dan Perwakilan Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian menggelar seminar teknologi Advancing Agricultural Industry Using Renewable Energy Solutions
Dalam upaya mendukung agenda swasembada gula nasional 2019/2020 oleh Direktorat Jenderal Perkebunan
Kementerian Pertanian, PT SUN dan Perwakilan Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah awali kolaborasi
strategis dalam sebuah seminar untuk mengedukasi dan mensosialisasikan manfaat dan keuntungan teknologi
panel surya pada sistem pengairan sawah yang dapat meningkatkan produktivitas hasil pangan.
Solusi Integrasi Pengairan Dengan PV Untuk Lahan Pertanian
Pemberian plakat terima kasih dari SUN oleh Ryan Putera Pratama Manafe, CEO PT SUN kepada Perwakilan Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Ir. Gede Wirasuta, Kepala Sub Direktorat Tanaman Tebu dan Pemanis Lain. Sekaligus simbolis komitmen SUN dalam mendukung perkembangan industri agrikultural nasional melalui inovasi dan teknologi energy surya.
Jakarta, 29 September 2017 – Hari ini dalam kegiatan tahunan The 3rd Internasional Farming Tehcnology Expo,
perusahaan startup yang bergerak di bidang teknologi dan energi terbarukan, PT Surya Utama Nuansa (SUN Renewable Energy) dan perwakilan Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah, Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian menggelar seminar teknologi bertajuk Advancing Agricultural Industry Using Renewable Energy Solutions sebagai wujud upaya bersama untuk menjawab permasalahan petani gula dalam menyiasati penggunaan bahan bakar premium yang berdampak pada membengkaknya biaya pengeluaran pada sistem pengairan sawah.
Seminar yang berlangsung di JieXpo Kemayoran, Ruang 1 hall A3 ini dihadiri oleh empat pembicara yang merupakan kunci di bidang-nya. Diantaranya perwakilan Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah, Bapak Ir. Gede Wirasuta, Kepala Sub Direktorat Tanaman Tebu dan Pemanis Lain; Bapak Ryan Putera Pratama Manafe, CEO PT SUN; Bapak Verry Kristianto, Head of Engineering PT SUN; dan Bapak Petrus Andianto SP selaku Indonesia Commercial Manager Netafim Indonesia.

Selasa, 13 Agustus 2019

Ukuran Pondasi Untuk PJU (Penerangan Jalan Umum)


Makin Murah, Penggunaan PLTS Atap Mulai Digemari Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul “Makin Murah, Penggunaan PLTS Atap Mulai Digemari”


Pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengajukan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap terus meningkat setiap bulannya sejak tahun lalu. Salah satunya karena harga PLTS Atap semakin murah. Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN Djoko Rahardjo Abumanan mengatakan PLTS Atap semakin murah karena perkembangan teknologi. “Sekarang sudah ada baterai. Semakin banyak yang beralih ke panel rooftop, harganya semakin murah,” kata dia kepada Katadata.co.id, Selasa (22/1). Teknologi baterai itu bisa bermanfaat bagi rumah tangga. Jadi, jika siang, sumber listrik dari panel surya itu ditampung di baterai PLN. Lalu, malam hari bisa digunakan. Adapun, hingga saat ini ada 609 pelanggan PLN yang menggunakan panel surya. Angka ini meningkat dari periode Januari 2018, yakni 338 pelanggan. Sementara itu, sepanjang tahun 2018, jumlah pelanggan pun terus meningkat setiap bulannya. Periode Februari mencapai 351 pelanggan, Maret sebesar 372 pelanggan, April sebesar 399 pelanggan, Mei sebesar 414 pelanggan, Juni 426 pelanggan, Juli 458 pelanggan, Agustus 472 pelanggan, September 499 pelanggan, Oktober 524 pelanggan, November 553 pelanggan, Desember 592 pelanggan. Di sisi lain untuk meningkatkan pemanfaatan panel surya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengeluarkan aturan penggunaan PLTS Atap oleh konsumen PLN yang tertuang dalam Peraturan Menteri Nomor 49 Tahun 2018 pada November lalu. Aturan ini memberikan kepastian hukum dan aturan dalam pemasangan PLTS Atap. Namun, Perkumpulan Pengguna Listrik Surya Atap (PPLSA) menyatakan aturan tersebut tidak cukup bagus untuk perumahan, komersial atau industri. Alasannya, formula menghitung listrik yang dijual ke PLN, yang tertuang dalam pasal 6 yang menyebutkan energi listrik pelanggan PLTS Atap yang diekspor dihitung berdasarkan nilai kilowatt hour (kWh) Ekspor yang tercatat pada meter kWh ekspor-impor dikali 65% tarif listrik. (Baca: Dua Penyebab Aturan PLTS Atap Tak Menarik) Ketua PPLSA Yohanes Bambang Sumaryo mengatakan dengan formula itu, maka penjualan listrik ke PLN akan terkena potongan sebesar 35%. Awalnya, nilai ekspor dihitung 100%, bukan 65%. “Aturan tersebut sebenarnya bagus untuk mengakomodasi peran masyarakat dalam pencegehan perubahan iklim, tapi tidak cukup menarik,” kata dia, kepada Katadata.co.id, Senin (26/11).
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul “Makin Murah, Penggunaan PLTS Atap Mulai Digemari” , https://katadata.co.id/berita/2019/01/23/makin-murah-penggunaan-plts-atap-mulai-digemari
Penulis: Fariha Sulmaihati
Editor: Arnold Sirait

Minggu, 11 Agustus 2019

Pengertian PWM (Pulse Width Modulation atau Modulasi Lebar Pulsa)

Pengertian PWM (Pulse Width Modulation atau Modulasi Lebar Pulsa) – Rangkaian-rangkaian seperti Inverter, Konverter, Switch mode power supply (SMPS) dan Pengontrol kecepatan (Speed Controller) adalah rangkaian-rangkaian memiliki banyak sakelar elektronik di dalamnya. Sakelar-sakelar elektronik yang digunakan pada rangkaian tersebut umumnya adalah komponen elektronik daya seperti MOSFET, IGBT, TRIAC dan lain-lainnya. Untuk mengendalikan sakelar elektronik daya semacam ini, kita biasanya menggunakan sesuatu yang disebut sinyal PWM (Pulse Width Modulation). Selain itu, sinyal PWM juga sering digunakan untuk mengendarai motor Servo dan juga digunakan untuk melakukan tugas-tugas sederhana lainnya seperti mengendalikan kecerahan LED.

Pengertian PWM (Pulse Width Modulation)

PWM adalah kepanjangan dari Pulse Width Modulation atau dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi Modulasi Lebar Pulsa. Jadi pada dasarnya, PWM adalah suatu teknik modulasi yang mengubah lebar pulsa (pulse width) dengan nilai frekuensi dan amplitudo yang tetap. PWM dapat dianggap sebagai kebalikan dari ADC (Analog to Digital Converter) yang mengkonversi sinyal Analog ke Digital, PWM atau Pulse Width Modulation ini digunakan menghasilkan sinyal analog dari perangkat Digital (contohnya dari Mikrokontroller).
Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan PWM atau Pulse Width Modulation ini. Kita coba melihat contoh dari sinyal yang dihasilkan oleh Mikrokontroler atau IC 555. Sinyal yang dihasilkan oleh Mikrokontrol atau IC555 ini adalah sinyal pulsa yang umumnya berbentuk gelombang segiempat. Gelombang yang dihasilkan ini akan tinggi atau rendah pada waktu tertentu. Misalnya gelombang tinggi di 5V dan paling rendah di 0V. Durasi atau lamanya waktu dimana sinyal tetap berada di posisi tinggi disebut dengan “ON Time” atau “Waktu ON” sedangkan sinyal tetap berada di posisi rendah atau 0V disebut dengan “OFF Time” atau “Waktu OFF”. Untuk sinyal PWM, kita perlu melihat dua parameter penting yang terkait dengannya yaitu Siklus Kerja PWM (PWM Duty Cycle) dan Frekuensi PWM (PWM Frequency).

Siklus Kerja PWM (PWM Duty Cycle)

Seperti yang disebutkan diatas, Sinyal PWM akan tetap ON untuk waktu tertentu dan kemudian terhenti atau OFF selama sisa periodenya. Yang membuat PWM ini istimewa dan lebih bermanfaat adalah kita dapat menetapkan berapa lama kondisi ON harus bertahan dengan cara mengendalikan siklus kerja atau Duty Cycle PWM.
Persentase waktu di mana sinyal PWM tetap pada kondisi TINGGI (ON Time) disebut dengan “siklus kerja” atau “Duty Cycle”. Kondisi yang sinyalnya selalu dalam kondisi ON disebut sebagai 100% Duty Cycle (Siklus Kerja 100%), sedangkan kondisi yang sinyalnya selalu dalam kondisi OFF (mati) disebut dengan 0% Duty Cycle (Siklus Kerja 0%).
Rumus untuk menghitung siklus kerja atau duty cycle dapat ditunjukkan seperti persamaan di bawah ini.
Duty Cycle = tON / (tON + tOFF)
Atau
Duty Cycle = tON / ttotal
Dimana :
  • tON = Waktu ON atau Waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi tinggi (high atau 1)
  • tOFF = Waktu OFF atau Waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi rendah (low atau 0)
  • ttotal = Waktu satu siklus atau penjumlahan antara tON dengan tOFF atau disebut juga dengan “periode satu gelombang”
Siklus Kerja = Waktu ON / (Waktu ON + Waktu OFF)
Gambar berikut ini mewakili sinyal PWM dengan siklus kerja 60%. Seperti yang kita lihat, dengan mempertimbangkan seluruh periode waktu (ON time + OFF time), sinyal PWM hanya ON untuk 60% dari suatu periode waktu.
Pengertian PWM (Pulse Width Modulation)

Frekuensi PWM (PWM Frequency)

Frekuensi sinyal PWM menentukan seberapa cepat PWM menyelesaikan satu periode. Satu Periode adalah waktu ON dan OFF penuh dari sinyal PWM seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas.
Berikut ini adalah Rumus untuk menghitung Frekuensi :
Frequency = 1 / Time Period
Keterangan : Time Periode atau Periode Waktu = Waktu ON + Waktu OFF
Biasanya sinyal PWM yang dihasilkan oleh mikrokontroler akan sekitar 500 Hz, frekuensi tinggi tersebut akan digunakan dalam perangkat switching yang  berkecepatan tinggi seperti inverter atau konverter. Namun tidak semua aplikasi membutuhkan frekuensi tinggi. Sebagai contoh, untuk mengendalikan motor servo kita hanya perlu menghasilkan sinyal PWM dengan frekuensi 50Hz, frekuensi sinyal PWM ini juga dapat dikendalikan oleh program untuk semua mikrokontroler.

Perbedaan antara Siklus Kerja (Duty Cycle) dengan Frekuensi sinyal PWM

Siklus kerja dan frekuensi sinyal PWM sering membingungkan. Seperti yang kita ketahui bahwa sinyal PWM adalah gelombang persegi dengan waktu ON dan waktu OFF. Jumlah dari Waktu ON (ON-Time) dan Waktu OFF (OFF-Time) ini disebut sebagai satu periode waktu. Kebalikan dari satu periode waktu disebut frekuensi. Sementara jumlah waktu sinyal PWM harus tetap dalam satu periode waktu ditentukan oleh siklus kerjaPWM.
Sederhananya, seberapa cepat sinyal PWM harus dihidupkan (ON) dan dimatikan (OFF) ditentukan oleh frekuensi sinyal PWM dan kecepatan berapa lama sinyal PWM harus tetap ON (hidup) ditentukan oleh siklus kerja sinyal PWM.

Bagaimana cara menghitung tegangan output sinyal PWM?

Tegangan output sinyal PWM yang telah diubah menjadi analog akan menjadi persentase dari siklus kerja (Duty Cycle). Misalnya jika tegangan operasi 5V maka sinyal PWM juga akan memiliki 5V ketika tinggi. Apabila Duty Cycle atau siklus kerja adalah 100%, maka tegangan output akan menjadi 5V. Sedangkan untuk siklus kerja 50% akan menjadi 2.5V. Demikian juga apabila siklus kerja 60% maka Tegangan Output analognya akan menjadi 3V.
Rumus perhitungan tegangan output sinyal PWM ini dapat dilihat seperti persamaan dibawah ini :
Vout = Duty Cycle x Vin

Contoh Kasus Perhitungan PWM :

Desain PWM dengan siklus kerja 60% dengan frekuensi 50Hz dan Tegangan Input 5V.
Penyelesaiannya :
Diketahui :
Duty Cycle : 60%
Frequency : 50Hz
Vin : 5V
Mencari Time Period atau Periode Waktu :
Time Period = 1 / 50Hz
Time Period = 0,02 detik atau 20 milidetik
Mencari Waktu ON (ON-Time) dengan siklus kerja 60% (0,6)
Duty Cycle = tON / (tON + tOFF)
0,6 = tON / (tON + tOFF)
0,6 = tON / 20 milidetik
tON = 0,6 x 20 milidetik
tON = 12 milidetik
Mencari Waktu OFF (OFF-Time)
tOFF = ttotal – tON
tOFF = 20 – 12
tOFF = 8 milidetik
Mencari Tegangan Output
Vout = Duty Cycle x Vin
Vout = 60% x 5V
Vout = 3V
Contoh Kasus Pulse Width Modulation (PWM)
Hasil dari Perhitungan diatas dapat digambarkan menjadi seperti grafik diatas

Pengertian Sel Surya (Solar Cell) dan Prinsip Kerjanya

Pengertian Sel Surya (Solar Cell) dan Prinsip Kerjanya – Sel Surya atau Solar Cell adalah suatu perangkat atau komponen yang dapat mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip efek Photovoltaic. Yang dimaksud dengan Efek Photovoltaic adalah suatu fenomena dimana munculnya tegangan listrik karena adanya hubungan atau kontak dua elektroda yang dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat mendapatkan energi cahaya. Oleh karena itu, Sel Surya atau Solar Cell sering disebut juga dengan Sel Photovoltaic (PV). Efek Photovoltaic ini ditemukan oleh Henri Becquerel pada tahun 1839.
Arus listrik timbul karena adanya energi foton cahaya matahari yang diterimanya berhasil membebaskan elektron-elektron dalam sambungan semikonduktor tipe N dan tipe P untuk mengalir. Sama seperti Dioda Foto (Photodiode), Sel Surya atau Solar Cell ini juga memiliki kaki Positif dan kaki Negatif yang terhubung ke rangkaian atau perangkat yang memerlukan sumber listrik.
Pada dasarnya, Sel Surya merupakan Dioda Foto (Photodiode) yang memiliki permukaan yang sangat besar. Permukaan luas Sel Surya tersebut menjadikan perangkat Sel Surya ini lebih sensitif terhadap cahaya yang masuk dan menghasilkan Tegangan dan Arus yang lebih kuat dari Dioda Foto pada umumnya. Contohnya, sebuah Sel Surya yang terbuat dari bahan semikonduktor silikon mampu menghasilkan tegangan setinggi 0,5V dan Arus setinggi 0,1A saat terkena (expose) cahaya matahari.
Saat ini, telah banyak yang mengaplikasikan perangkat Sel Surya ini ke berbagai macam penggunaan. Mulai dari sumber listrik untuk Kalkulator, Mainan, pengisi baterai hingga ke pembangkit listrik dan bahkan sebagai sumber listrik untuk menggerakan Satelit yang mengorbit Bumi kita.

Struktur Dasar dan Simbol Sel Surya (Solar Cell)

Berikut ini adalah Struktur Dasar, Bentuk dan Simbol Sel Surya (Solar Cell).
Pengertian Sel Surya (Solar Cell) dan Prinsip Kerjanya

Prinsip Kerja Sel Surya (Solar Cell)

Sinar Matahari terdiri dari partikel sangat kecil yang disebut dengan Foton. Ketika terkena sinar Matahari, Foton yang merupakan partikel sinar Matahari tersebut meghantam atom semikonduktor silikon Sel Surya sehingga menimbulkan energi yang cukup besar untuk memisahkan elektron dari struktur atomnya.  Elektron yang terpisah dan bermuatan Negatif (-) tersebut akan bebas bergerak pada daerah pita konduksi dari material semikonduktor. Atom yang kehilangan Elektron tersebut akan terjadi kekosongan pada strukturnya, kekosongan tersebut dinamakan dengan “hole” dengan muatan Positif (+).
Daerah Semikonduktor dengan elektron bebas ini bersifat negatif dan bertindak sebagai Pendonor elektron, daerah semikonduktor ini disebut dengan Semikonduktor tipe N (N-type). Sedangkan daerah semikonduktor dengan Hole bersifat Positif dan bertindak sebagai Penerima (Acceptor) elektron yang dinamakan dengan Semikonduktor tipe P (P-type).
Di persimpangan daerah Positif dan Negatif (PN Junction), akan menimbulkan energi yang mendorong elektron dan hole untuk bergerak ke arah yang berlawanan. Elektron akan bergerak menjauhi daerah Negatif sedangkan Hole akan bergerak menjauhi daerah Positif. Ketika diberikan sebuah beban berupa lampu maupun perangkat listrik lainnya di Persimpangan Positif dan Negatif (PN Junction) ini, maka akan menimbulkan Arus Listrik.

Rangkaian Seri dan Paralel Sel Surya (Solar Cell)

Seperti Baterai, Sel Surya juga dapat dirangkai secara Seri maupun Paralel. Pada umumnya, setiap Sel Surya menghasilkan Tegangan sebesar 0,45 ~ 0,5V dan arus listrik sebesar 0,1A pada saat menerima sinar cahaya yang terang. Sama halnya dengan Baterai, Sel Surya yang dirangkai secara Seri akan meningkatkan Tegangan (Voltage) sedangkan Sel Surya yang dirangkai secara Paralel akan meningkatkan Arus (Current).

Rangkaian Seri dan Paralel Sel Surya
Sumber : teknikelektronika.com

Rabu, 07 Agustus 2019

5 Ide Inovasi Aplikasi Sel Surya di Indonesia

Pembuatan sel surya dengan Material Cnt:N dan TiO2 dari UNDIP

Pada 2012, dua mahasiswa Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Undip menjadi juara I Olimpiade Sains Nasional (OSN) Pertamina Regional IV, dengan tema penelitian Pembuatan Material Cnt:N (carbon nano technology) TiO2 (titanium dioksida) dan Uji Sensitivitasnya Untuk Aplikasi Dye Sensitized Solar Cell (Dssc).
Material ini menarik diteliti, karena material tersebut memiliki keunggulan menangkap intensitas cahaya matahari dan mengaktivasi UV dalam sel surya, hingga bisa menyumbang kekuatan sampai 45%. Sebagai perbandingan, aktivasi UV dalam sel tenaga surya hanya mampu menyumbang kekuatan 5%.

Aplikasi Pompa Air dengan Tenaga Surya dari UGM

Tim Pecinta Alam AVANTE dari Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada berhasil menjadi juara 1 kompetisi internasional TOTAL Sky Grant, dengan inovasi “A new energy for Karimunjawa“. Inovasi Aplikasi Sel Surya di Indonesia ini menawarkan solusi penyediaan air bersih untuk fasilitas puskesmas di pulau Karimunjawa.
Sebagai sebuah pulau, akses penduduk Karimunjawa untuk air bersih cukup sulit. Hal ini dikarenakan untuk penyediaan air bersih, masyarakat memanfaatkan air tanah yang diambil dengan menggunakan pompa listrik. Padahal pompa listrik yang digunakan menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), yang bahan bakar solarnya sangat sulit diakses dan mahal.
Oleh karena itu melalui solusi penggunaan tenaga surya, mahasiswa UGM ini merancang sebuah pompa yang mampu menggunakan tenaga matahari sebagai sumber listriknya. Mereka berharap dengan dengan inovasi ini mereka mampu menyediakan solusi penyediaan energi yang ramah lingkungan, aman dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Karimun.

Mobil tenaga surya dari ITS

5 Ide Inovasi Aplikasi Sel Surya di Indonesia
Sumber: abc[.]net.au
Inovasi Aplikasi Sel Surya di Indonesia selanjutnya adalah mobil tenaga surya buatan tim Institut Teknologi Sepuluh November, Solar Car Racing Team, yang dinamakan Widya Wahana V.  Secara teoretis mobil bisa berjalan dengan kecepatan maksimum 150 km/jam, dan dalam ujicoba di Surabaya, mobil ini mampu berjalan dengan kecepatan maksimum 110 km/jam.
Dengan daya penuh, mobil dengan kapasitas baterai 15 KWh ini secara teoretis bisa melaju nonstop selama 4 jam. Lebih jauh, inovasi Widya Wahana V masih dikatakan sebagai mobil hybrid, karena pengisian energi tidak 100 persen dengan tenaga surya namun masih membutuhkan listrik konvensional. Oleh karena itu tantangan yang perlu dipecahkan selanjutnya adalah penggunaan panel surya yang lebih efisien dan daya mobil yang lebih rendah.

Pemanfaatan ketan hitam sebagai Semikonduktor Sel surya dari ITB

Inovasi sel surya semikonduktor dari ketan hitam tersebut merupakan hasil penelitian mahasiswa Jurusan Teknik Fisika ITB, yang dipajang di ITB Fair 2010. Inovasi ini berdasarkan pada penelitian yang berjudul aplikasi dyes antisianin ketan hitam pada dye-sensitezed solar cell (DSSC) yang dilakukan oleh para mahasiswa tersebut.
Pemilihan ketan hitam menjadi semikonduktor ini didasarkan pada teori bahwa semua tanaman merupakan penyerap energi matahari yang sangat baik. Sebelum menemukan ketan hitam, para mahasiswa pernah bereksperimen dengan rumput dan daun. Karena hasilnya belum memuaskan, eksperimen kemudian dilakukan dengan stroberi dan buah delima. Namun, hasilnya tetap saja tidak terlalu menggembirakan.
Inovasi Aplikasi Sel Surya di Indonesia ini patut dibanggakan, karena mampu memberikan inovasi dalam pembuatan material dasar sel surya. Seperti kita ketahui selama ini, komponen utama pembuat sel surya yang banyak digunakan sekarang adalah silikon crystalline. Sehingga dengan pengembangan material organik, diharapkan mampu memberikan terobosan produksi yang lebih murah, mudah dan berefisiensi tinggi.

Gerobak Dagang Tenaga Surya dari STT PLN Cengkareng

Mahasiswa dari Sekolah Tinggi Teknologi-PLN Cengkareng membuat gerobak dagang bertenaga surya atau disebut Gatsu. Gerobak ini di pamerkan pada gelaran Pameran EBTKE ConEx 2015 di Jakarta Convention Center, Rabu (19/8/2015).
Gerobak ini sama seperti gerobak kaki lima yang terbuat dari stainless pada umumnya, namun di atap Gatsu terpasang 2 panel dengan daya masing-masing 60 Wp jadi total 120 Wp. Sehingga, produksi daya yang dihasilkan memungkinkan untuk menghidupkan blender, lampu, pemanas air, dan catu daya telepon genggam.
Sumber : janaloka.com

Inovasi Panel Surya Untuk Peralatan Sehari-Hari

Banyak Aplikasi panel surya yang telah digunakan, berikut adalah inovasi panel surya untuk peralatan sehari-hari.

Sunflower Lunchbox

Ini adalah kotak makan bertenaga surya yang memanaskan dan mendinginkan makanan pada waktu yang sama.

Solar Powered Sunglasses

Lensa kacamata hitam ini mampu mengumpulkan energi matahari dan merubahnya sebagai listrik untuk dapat digunakan sebagai catu daya gadget elektronik portabel Anda.

Solar Powered Booklight & Bookmark

Alat ini berfungsi sebagai lampu baca serbaguna dan sebagai pembatas halaman. Lampu tenaga surya ini dapat menyediakan hingga 8 jam waktu untuk membaca.

Blinds Air-conditioner

Sebuah konsep pendingin ruangan inovatif, yang menggabungkan sebuah pendingin ruangan dengan tirai. Dimana tirai ini berfungsi untuk menyerap energi surya dan merubahnya menjadi energi listrik.

Headphone Solar Powered

Alat ini menyediakan lebih dari 2,67 jam waktu penggunaan pada volume maksimal, dengan satu jam mengisi ulang dengan memanfaatkan listrik tenaga surya.

Transformasi 6-in-1 Robot Kit

Mainan anak robot kit bertenaga surya ini dapat mengambil bentuk anjing robot, perahu, mobil, kincir angin, dan dua jenis pesawat terbang.

Gorden Listrik Surya

Prototipe ini terbuat dari bahan transparan yang fleksibel. Keseluruhan area gorden benar-benar tertutup dengan panel surya tipis yang dapat menyerap cahaya matahari untuk diubah menjadi energi surya, yang kemudian dapat digunakan untuk memasok ke berbagai peralatan dan gadget.

Generator Tas Laptop

Alat ini adalah sebuah tas laptop yang dirancang menjadi sebuah ‘Generator’, sehingga dapat mengisi ulang laptop dengan energi matahari yang tersimpan.

Pot Surya

Alat ini adalah pot yang dapat bersinar selama 2 sampai 8 jam. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan lampu LED yang tertanam dalam pot. Lampu ini menyala dengan tenaga baterai yang dicatu dengan cahaya matahari.

Tenda tenaga surya

Tenda ini akan memungkinkan pengguna untuk pergi berkemah tanpa khawatir peralatan elektronik mereka akan mati karena baterainya habis. Dengan memanfaatkan panel surya yang telah diatur sedemikian rupa, tenda ini dapat “memanen” cahaya matahari menjadi listrik.

Botol Air tenaga surya

Botol ini memiliki panel surya pada penutupnya. Listrik yang dihasilkan kemudian dimanfaatkan untuk menyalakan lampu LED pada botol, sehingga botol tersebut dapat berubah fungsi menjadi lentera.

Dasi Surya

Walaupun terdengar konyol, alat yang ditemukan oleh ilmuwan di  Iowa State University ini memiliki fungsi untuk membantu anda mencatu daya telepon genggam anda ketika dalam perjalanan. Tertarik untuk menggunakan inovasi panel surya untuk peralatan sehari-hari ini?

SOLO Lounge Tabel

Meja tenaga surya dari SOLO ini merupakan panel surya yang dapat anda manfaatkan sebagai meja, dengan berbagai fungsi canggihnya, seperti bluetooth dan wifi.

Solar Powered Mobile Phone

Untuk mengisi ulang ponsel ini, semua yang perlu Anda lakukan adalah membiarkannya menyerap cahaya.

Jam tenaga surya

Jam ini berbentuk persegi dan terbuat dari kertas. Dengan memanfaatkan listrik surya, jam ini dapat berfungsi untuk menunjukkan waktu.

Sikat gigi Surya

Sikat gigi bertenaga surya ini memiliki panel surya pada bagian bawah, dan dapat menyala seperti sikat gigi listrik umumnya.

Senin, 05 Agustus 2019

Nissan Mulai Merambah Pasar Penyimpanan Energi Surya


Nissan Mulai Merambah Pasar Penyimpanan Energi Surya – Menghubungkan energi terbarukan ke mobil listrik merupakan suatu hal yang penting jika mengharapkan mobilitas listrik yang terus berkelanjutan. Meskipun produk baru tersebut secara spesifik ditujukan untuk produksi listrik rumahan dan tidak ditujukan untuk pencatu daya kendaraan listrik. Mengkombinasikan produk surya rumahan Nissan dengan produk penyimpanan energi dengan perangkat EV dapat menghasilkan energi tanpa emisi untuk kebutuhan listrik rumah dan kendaraan listrik.
Penduduk Iggris yang menginginkan energi surya untuk penyimpanan energi surya di perumahan kini akan segera mendapatkan penawaran alternatif dari produk terbaru Nissan.
Pada awal bulan Januari 2018 ini, sudah diberitakan sebuah kerjasama di Jepang, dimana pemilik baru Nissan Leaf bisa mendapatkan sebuah sistem panel surya untuk rumah secara gratis. Pada pekan sebelumnya, perusahan pembuat mobil tersebut mengumumkan produk terbarunya, yang mengkombinasikan pembangkit listrik tenaga surya dan penyimpan energi rumahan yang akan diluncurkan di Britania Raya.
Menurut keterangan dari perusahaan, Solusi energi surya rumahan, yang disebut Nissan Energy Solar, menggabungkan “panel surya kelas dunia untuk hunian” dengan “kecerdasan” sistem penyimpan energi (xStorageHome), bersamaan dengan sistem manajemen energi rumah yang memungkinkan pemilik untuk mengontrol bagaimana dan kapan mereka ingin menggunakan energi listrik mereka.
“Sistem tersebut mengurangi biaya energi dan jejak karbon untuk para pemilik rumah secara signifikan, dengan mengotomatisasi aliran energi, menggabungkan puncak produksi energi surya dan kapasitas penyimpanan dengan terencana.” -Nissan Energy Solar.
Pembangkit tenaga surya rumahan merupakan salah satu solusi untuk mengurangi jejak karbon, namun grid panel surya tanpa penyimpan energi tidak dapat menjadi solusi akhir, karena daya panel surya yang tidak terpakai akan memberikan dampak kurang signifikan bagi pemilik rumah dengan panel surya atau tidak.
Namun, dengan menambahkan sistem penyimpan energi yang dapat berfungsi sebagai mikro-grid ketika terjadi kegagalan grid-PLN dalam menghasilkan daya dapat menjadi sebuah langkah yang tepat. Karena sistem penyimpanan baterai, juga berfungsi sebagai penyimpan energi listrik yang dihasilkan panel surya dan dapat digunakan untuk mencatu daya kendaraan listrik ketika matahari sudah terbenam.
Menurut informasi dari Nissan, sistem tersebut akan dihargai mulai USD 5427. Meskipun informasinya masih belum lengkap, tampaknya harga tersebut untuk panel surya dan sistem manajemen energi saja. Namun mengingat Nissan sedang membuat kendaran listrik baru dengan fitur V2H (vehicle to home), EV itu dapat berfungsi sebagai penyimpan energi rumah. Nissan mengklaim warga Britania Raya dapat menghemat tagihan energi mereka sebanyak 66% dengan memasang sistem Nissan Energy Solar.
Sumber : janaloka.com
PT. SURYA ENERGY INDONESIA GROUP
Surabaya

Cina Membuka Jalan Tenaga Surya Sepanjang 1 Kilometer

Cina telah membuka jalan tenaga surya sepanjang 1 kilometer di Jinan, ibukota provinsi Shandong di selatan Beijing. Jalan dua jalur dengan luas 5.875 meter persegi ini akand dapat menghasilkan tenaga hingga 1 gigawatt jam setiap tahunnya, atau cukup untuk memberi daya 800 rumah Cina, menurut XinhuaNet.

Invoasi jalan tenaga surya untuk efisiensi energi

jalan tenaga surya
Sumber: tinuku[.]com
Listrik yang dihasilkan akan digunakan untuk menyalakan lampu jalan, papan reklame, kamera pengintai, dan infrastruktur tol lainnya. Listrik bersih ini juga akan digunakan untuk memanaskan permukaan jalan agar bersih dari salju. Kelebihan listrik yang tidak terpakai, akan dimasukkan kembali ke dalam jaringan utilitas lokal.
Permukaan jalan terbuat dari beton transparan yang bisa menahan tekanan 10 kali lebih banyak daripada beton biasa, menurut Slat . Di bawah beton tersebut, terdapat panel surya yang mengubah sinar matahari menjadi listrik.
Pihak pengembang, Qilu Transportation Development Group mengklaim biaya yang digunakan untuk melakukan proyek ini cukup murah dibandingkan jalan tenaga surya yang sudah dipasang sebelumnya di Perancis.

Skeptisisme pengembangan inovasi jalan tenaga surya

Walaupun inovasi ini patut diapresiasi, namun bukan berarti semua pihak setuju. Beberapa pertanyaan yang muncul terkait aplikasi ini adalah biaya yang cenderung belum masuk akal. Seperti kita ketahui bersama, sebagian besar pembangkit lsitrik tenaga surya masih membutuhkan investasi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan pembangkit fosil. Dan jika listrik ini dipalikasikan ke jalanan, maka biaya investasi yang dibutuhkan akan jauh melebihi dari biaya investasi jalan dengan metode aspal.
Namun, jangan kaget jika dalam beberapa tahun kedepan, biaya investasi ini akan jauh menurun. Sebagaimana trend yang telah terjadi belakangan, harga panel surya yang turung hingga lebih dari 90% dalam 5 tahun terakhir akan membuktikan bahwa biaya investasi jalan tenaga surya akan mengalami kondisi yang sama.
Pertanyaan lain yang muncul adalah efisiensi dan kemanan jalan bagi pengguna kendaraan bermotor. Dikarenakan panel surya membutuhkan sinar matahari, maka apa yang terjadi dengan produksi listrik jika terlalu banyak kendaraan lewat, yang dapat menutupi sinar matahari. Dan bahkan jika terjadi macet?
Kerikil, debu, goresan pada kaca adalah hambatan lain yang harus dipecahkan. Karena sel surya akan mengalami penurunan konversi energi, jika sinar matahari terhalang diterima oleh sel surya. Maka lapisan transparan yang ada harus mampu memecahkan masalah ini dalam sekali waktu.
Mungkin, hal ini menunjukkan jalan panjang bagi inovasi jalan tenaga surya untuk dapat digunakan sepenuhnya. Namun, dengan semakin tumbuhnya ruang jalan di seluruha dunia, maka inovasi ini sangat menarik untuk ditunggu sebagai salah satu solusi produksi listrik bersih di dunia.(CT/GW)
Sumber : janaloka.com
PT. SURYA ENERGY INDONESIA GROUP
Surabaya