Kamis, 31 Oktober 2019

PLN Buka-Bukaan Soal Skema Bisnis Listrik PLTS

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Perusahaan Listik Negara (PLN) serius melirik bisnis pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Executive Vice President Energi Baru dan Terbarukan (EBT) PLN, Zulfikar Manggau, buka-bukaan terkait hal ini.

Dia menegaskan, khusus untuk pengembangan PLTS, PLN lebih fokus mengacu pada rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) yang telah ditetapkan. Dia menyebut, pengembangan PLTS bisa mencapai 1.000 Megawatt (MW).
Daya tersebut terhimpun dari dua skema yakni Independent Power Producer (IPP) dan Engineering Procurement Contruction (EPC). Masing-masing skema tersebut saat ini sudah direalisasikan PLN.

"IPP itu swasta yang kembangkan, PLN beli energinya. EPC artinya dibangun dan dioprasikan, dimiliki oleh PLN. Kita fokusnya ke sana," urainya.


Dengan dua skema tersebut, dia tidak memungkiri bahwa akan ada dampak terhadap revenue perusahaan. Namun, dia belum bersedia mengelaborasi lebih lanjut seberapa besar dampaknya.

"Tentu revenue PLN berkurang dengan penghematan. Nah PLN melihat, walaupun ini sedang didiskusikan, karena ini strategic bagi PLN. Bagaimana ke depannya, sedang dimatangkan, kita mau masuk sampai mana, porsi apa yang akan diambil PLN," tandasnya.

Yang jelas, dia menegaskan, dalam bisnis PLTS PLN tetap mengacu pada RUPTL. Sementara itu, dia juga mengamati perkembangan industri PLTS di Indonesia yang menurutnya baru berfokus pada hilir.

"Di Indonesia hanya di pembuatan panel, merakit panel, di ujung saja. Industri berkembang kalau demand-nya ada. Pemain sekarang tidak tambah produksi. Pemain lama lihat potensi development ini belum cukup untuk tambah kapasitas atau sampai ke hulu," bebernya.

Dalam hal ini, dia menyebut, PLN bisa saja masuk pada jasa pemasangan, operasional, hingga maintannce. Sejumlah kemungkinan itu bisa dilakukan melalui anak usaha PLN.

"Tapi ini masih dipertimbangkan langkah dan mekanismenya seperti apa," pungkasnya. (gus/gus)

Jika anda memerlukan lampu penerangan jalan umum (PJU) bertenaga surya atau bertenaga listrik, lebih baik anda mempercayakan PT. Surya Energy Indonesia yang sudah berpengalaman dan berkompeten dalam memasok dan memasang PJU listrik maupun solar cell dan perlengkapan terkait lainnya. Anda dapat mengakses www.pjusolarcell.com atau www.surendo.co.id

Label: , , , , , ,

Manfaat Tenaga Surya Sebagai Energi Terbarukan

Sebagai salah satu ciptaan Yang Maha Kuasa di dunia ini matahari memegang peranan yang teramat penting bagi keberlangsungan hidup berbagai makhluk hidup di bumi. Tanpa adanya matahari tentu saja akan sangat merepotkan kehidupan makhluk di  bumi terutama manusia. Energi panas yang dihasilkan oleh matahari membuatnya menjadi pemegang sumber energi terbesar bagi bumi. Tak ada sumber energi panas manapun di bumi ini yang dapat mengalahkan matahari.
Salah satu manfaat energi matahari adalah sebagai salah satu elemen terpenting bagi tumbuhan untuk berfotosintesis. Selain itu, sinar matahari juga memiliki kandungan yang dibutuhkan bagi manusia. Namun, tak sedikit orang yang bahkan membenci matahari karena panas yang dihasilkan. Hal tersebut terjadi karena saat ini panas matahari mengandung zat-zat yang berbahaya bagi manusia, seperti sinar UV misalnya yang dapat merusak kulit manusia. Matahari mulai bisa menjadi berbahaya dikarenakan pemanasan global yang terjadi hingga detik ini yang merusak lapisan yang dapat mencegah zat-zat berbahaya yang dapat masuk ke bumi. Dengan rusaknya lapisan tersebut tentu membuat alat penyaring bekerja secara tidak efektif.
Untuk saat ini matahari tak hanya digunakan sebagai media untuk berfotosintesis bagi tumbuhan ataupun menjemur pakaian saja. Matahari sudah dikembangkan sebagai salah satu sumber energi yang dapat menghasilkan listrik. Pembangkit listrik tenaga surya sudah banyak digunakan di berbagai negara, Indonesia pun termasuk di dalamnya.

Untuk mendapatkan listrik dari tenaga mataharai dibutuhkan serangkaian alat yang dapat mengkorversi panas matahari menjadi tenaga listrik. Sebagai alat PLTS, sel surya dan panel surya dapat mudah ditemukan bahkan banyak jasa yang menawarkan satu paket dengan proses instalasinya. Proses pengubahan energi matahari menjadi listrik dimulai dari penyerapan energi matahari oleh sel surya kemudian energi teresebut diubah menjadi tenaga listrik dan disimpan pada baterai yang terpasang. Untuk baterainya sendiri tersedia berbagi kapasitas yang bisa disesuaikan sesuai kebutuhan.
PLTS dinilai lebih menguntungkan karena hanya membutuhkan investasi di awal sebagai biaya pemasangannya dan sudah tak perlu repot membayar tagihan listrik tiap bulannya. Selain itu PLTS juga dinilai lebih ramah lingkungan dibanding dengan pembangkit listrik jenis lain seperti batu bara misalnya.
Saat ini banyak orang yang sudah beralih ke PLTS mulai dari skala rumah, gedung perusahaan, instansi pemerintah, bahkan ruang publik sekalipun. Salah satu contohnya adalah penerangan jalan umum (PJU) yang sudah banyak terpasang dan menggunakan tenaga surya. Hal tersebut merupakan salah satu perubahan positif untuk beralih ke energi terbarukan.


Jika anda memerlukan lampu penerangan jalan umum (PJU) bertenaga surya atau bertenaga listrik, lebih baik anda mempercayakan PT. Surya Energy Indonesia yang sudah berpengalaman dan berkompeten dalam memasok dan memasang PJU listrik maupun solar cell dan perlengkapan terkait lainnya. Anda dapat mengakses www.pjusolarcell.com atau www.surendo.co.id

Label: , , , , , ,

Rabu, 30 Oktober 2019

Pakar Tegaskan Listrik Tenaga Surya Harus Mendapat Perhatian


KOMPAS.com – Di era modern seperti saat ini, tak bisa dipungkiri masyarakat sangat tergantung dengan energi listrik. Ini membuat padamnya listrik di Jakarta, Banten, dan sejumlah wilayah Jawa Barat yang terjadi pada Minggu (4/8/2019) sontak menarik perhatian banyak pihak.
Permasalahan ini membuat banyak orang mempertanyakan mengenai pasokan energi listrik di Indonesia. Tak jarang pula, orang mencari solusi dari perkara pasokan energi listrik ini.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya ( PLTS) digadang-gadang sebagai salah satu pembangkit listrik yang termasuk ke dalam energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan guna mengurangi ketergantungan terhadap PLN.


Teknologi ini juga sudah mulai diterapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya sejak 2016 silam. Pemanfaatan teknologi solar cell atau PLTS diaplikasikan ke sejumlah titik traffic light (TL), penerangan jalan umum, rumah pompa, Terminal Purabaya, sekolah, hingga kantor instansi pelayanan publik.
Selain bertujuan untuk meminimalisir saat terjadi gangguan listrik padam, teknologi ini juga dinilai bermanfaat pada penghematan anggaran yang dikeluarkan Pemerintah Kota Surabaya.
Ahmad Agus Setiawan, Kepala Laboratorium Energi Terbarukan Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika Fakultas Teknik UGM memberikan tanggapannya terkait pemanfaatan PLTS .
Ia menyebut, saat ini memang sudah saatnya memanfaatkan energi terbarukan seperti tenaga surya.
 “Seharusnya seperti itu, karena ini sudah eranya jadi bukan lagi era lama. Idenya, pembangkit listrik tersebar (distributed power generation), di mana konsumen juga bisa jadi produsen listrik,” tuturnya saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (7/8/2019).
Ahmad menyebut, saat ini pemerintah sudah mengakomodasi penggunaan PLTS rooftop atau solar atap, yakni pada Peraturan Pemerintah No 48 tahun 2018.
Peraturan ini memungkinkan semua warga yang mampu untuk memasang solar panel di atap rumah mereka. Degan kata lain, tak hanya tempat-tempat tertentu, atau gedung-gedung besar yang bisa memasang solar panel.
Menurutnya, meski belum terlalu menarik, lantaran secara ekonomis dan teknis masih memiliki banyak keterbatasan namun energi terbarukan seperti PLTS perlu mendapat perhatian.
Ahmad juga menyebut beberapa negara sudah banyak yang menerapkan penggunaan energi surya. Salah satu yang disebut Ahmad adalah India yang membuat inovasi solar city. Negara lain yang memanfaatkan energi surya untuk kebutuhan listriknya adalah Australia dan Jerman.
Karena itulah, Ahmad menilai, paradigma pemerintah yang selama ini mengeluarkan subsidi untuk minyak maupun bahan bakar fosil lain harus mulai diubah untuk kemudian menaruh perhatian lebih terhadap energi terbarukan.
“Energi terbarukan itu seperti bayi yang baru berjalan harus mendapatkan perhatian, karena ini investasi masa depan,” tuturnya.
Beberapa manfaat yang dikemukakan Ahmad dengan pemanfaatan energi terbarukan adalah tentang pengurangan pemanfaatan pembangkit listrik yang bisa menimbulkan emiter yang bisa mengancam lingkungan.

Artikel ini telah tayang di 
Kompas.com dengan judul "Pakar Tegaskan Listrik Tenaga Surya Harus Mendapat Perhatian", https://nasional.kompas.com/read/2019/08/07/17275971/pakar-tegaskan-listrik-tenaga-surya-harus-mendapat-perhatian?page=all.
Penulis : Nur Rohmi Aida
Editor : Resa Eka Ayu Sartika
Jika anda memerlukan lampu penerangan jalan umum (PJU) bertenaga surya atau bertenaga listrik, lebih baik anda mempercayakan PT. Surya Energy Indonesia yang sudah berpengalaman dan berkompeten dalam memasok dan memasang PJU listrik maupun solar cell dan perlengkapan terkait lainnya. Anda dapat mengakses www.pjusolarcell.com atau www.surendo.co.id

Label: , , , , , ,

Gerakan Sejuta Atap Surya yang Belum Bersinar, Salah Siapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan pengguna pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) rooftop atau atap surya tergolong stagnan. Ketua Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Andhika Prastawa, menilai perkembangan gerakan sejuta atap surya belum seperti yang diharapkan.

"Masih kecil sekali itu 600 ribu, saya butuhnya 1 juta kan," ungkapnya di Hotel Le Meridien Jakarta, Selasa (30/7/2019).

Angka tersebut tergolong stagnan, karena pertumbuhan dari tahun ke tahun belum terlalu signifikan. Dia menyebut, pada saat gerakan ini digagas pada 2017, sudah terdapat sekitar 200 ribu rumah tangga yang memakai PLTS atap.
"Waktu deklarasi 2018 sudah naik jadi 400 ribu. Ada Permen [peraturan menteri], jadi 600 ribu," bebernya.

Sebagai catatan, dasar pemikiran diusulkannya Gerakan ini adalah karena di Pulau Jawa ada 30 juta pelanggan rumah tangga di mana 1/3 merupakan rumah menengah ke atas, atau 10 juta rumah.

Jika 10 juta rumah memasang PLTS di masing-masing atapnya 4 KW saja, ini sudah mencapai 4,000 MWp. Kalau hanya ¼ nya saja, inipun masih mencapai 1 Gigawatt.

1 Gigawatt di Pulau Jawa tidak akan berpengaruh besar terhadap sistem kelistrikan, karena penggunaan listrik di siang hari sudah di atas 10.000 MW. Jika diberi kebijakan dan rangsangan yang tepat, maka PLTS atap bisa menjadi pilar dalam mencapai 5.000 MWp.

Kondisi demikian tentu akan menjadi potensi yang sangat besar. Dengan Potensi pasar tinggi ini, maka pengembangan industri tersebut di Indonesia akan menjadi sebuah keniscayaan. Sayang, potensi tersebut saat ini belum maksimal.

"Jadi ada penambahan, ya tetap 60 km per jam ibarat mobil. Bahkan yang industri malah ngerem, bukan percepatan. Dari 10 order, turun tinggal 4 order," sesal Andhika Prastawa.
Terhambat Sederet Regulasi
Dengan kondisi demikian, AESI sudah melaporkan sejumlah permasalahan ini ke kementerian terkait pada 23 Juli 2019. Surat tersebut di antaranya tertuju kepada Kemenko Perekonomian, Kementerian ESDM, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan.

Andhika Prastawa memetakan, terdapat sejumlah aturan yang jadi ganjalan. Pertama, Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 50 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Baru Terbarukan untuk Penyediaan Listrik.

Selanjutnya, Permen ESDM 49 tahun 2018 tentang Penggunaan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap oleh Konsumen PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Terakhir yakni Permen Perindustrian nomor 4 dan 5 Tahun 2017 tentang Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).

"Soal yang TKDN itu minimal 60%, produk dalam negeri belum sampai segitu. Ini merepotkan kita seperti tadi saya sebutkan residensial costumer kok termarjinalisasi, enggak 1:1," bebernya.

Pihaknya juga kerepotan dengan ketentuan di Permen ESDM Nomor 50 yang mengatur harga 85% biaya pokok produksi (BPP). Tak hanya itu, pihaknya juga direpotkan dengan skema build, own, operate, and transfer (BOOT) atau bangun, miliki, operasikan, dan transfer ke negara.

Dalam waktu dekat, dia membocorkan, bakal ada pertemuan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Sejumlah stakeholder terkait bakal duduk bersama menyelesaikan persoalan ini.

"Enggak cari siapa salah siapa, yuk cari solusi, coba usahakan, tapi AESI tetap pada pendirian bahwa TKDN ini jadi instrumen dalam negeri karena ekonomi suatu negara itu akan tumbuh dengan baik kalau ada produksi," tegasnya.
Biaya Investasi Awal PLTS yang Mahal
Di sisi lain, mahalnya biasa investasi pasang PLTS atap juga masih jadi kendala. Hal itu membuat warga masih pikir-pikir untuk memasang PLTS atap di rumahnya.

Institute for Essential Services Reform (IESR) mengungkap hasil studi pasar PLTS atap untuk segmen rumah tangga di 2 kota metropolitan, yaitu Jabodetabek dan Surabaya.

"Persepsi mengenai harga listrik surya atap yang mahal membuat responden di 2 kota ini mengharapkan adanya skema pendanaan dalam bentuk cicilan tetap dengan tenor minimal 5 tahun," ungkap Manajer Program Akses Energi Berkelanjutan IESR, Marlistya Citraningrum, di Hotel Le Meridien Jakarta, Selasa (30/7/2019).

Dia menjelaskan, biaya Rp 13-18 juta/kWp sebagai investasi modal awal untuk PLTS atap masih menjadi pertimbangan penting bagi sebagian besar masyarakat. Namun, sebagian masyarakat juga akan lebih cepat memutuskan memasang PLTS atap apabila memiliki infomasi tentang teknologi listrik surya atap yang lengkap.

Dikatakan, perlu persuasi berupa informasi penyedia yang kredibel, skema pembiayaan berupa cicilan tetap dengan bunga rendah, paket sistem listrik surya atap berkualitas yang bergaransi dan memiliki layanan purna jual, serta insentif fiskal. Itu semua yang diharapkan dapat mengurangi biaya dan meningkatkan manfaat.

"Perlu adanya insentif lain dari pemerintah yang dapat meringankan biaya di muka serta jaminan kualitas produk," imbuh Citra.

Karena itu, IESR merekomendasikan subsidi harga panel/modul surya oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Selain itu, salah satu skema yang bisa diterapkan yakni diskon Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk periode waktu tertentu bagi rumah yang memasang PLTS atap.

Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, menilai, berbagai insentif ini dapat meningkatkan kelayakan finansial dan pengembalian investasi bagi pemilik rumah/bangunan. Dalam hal ini, dia bilang, pemerintah daerah memegang peranan penting dalam pemberian insentif ini, sesuai dengan kewenangan mereka.

"Bali misalnya, akan segera mengeluarkan Peraturan Gubernur tentang Energi Bersih, yang juga telah mengakomodasi rekomendasi ini. Adanya insentif dapat meningkatkan minat masyarakat dan bentuk apresiasi bagi pengguna listrik surya atap," kata Fabby.
Jika anda memerlukan lampu penerangan jalan umum (PJU) bertenaga surya atau bertenaga listrik, lebih baik anda mempercayakan PT. Surya Energy Indonesia yang sudah berpengalaman dan berkompeten dalam memasok dan memasang PJU listrik maupun solar cell dan perlengkapan terkait lainnya. Anda dapat mengakses www.pjusolarcell.com atau www.surendo.co.id

Label: , , , , , ,

Chandra Asri Genjot Investasi Panel Surya

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berinvestasi di industri ramah energi dengan menggandeng Total Solar untuk instalasi panel surya yang akan diterapkan di laboratorium, gudang, dan perkantoran perseroan di Cilegon, Banten.

Presiden Direktur Chandra Asri Petrochemical Erwin Ciputra mengatakan investasi panel surya tersebut adalah komitmen perusahaan dalam menerapkan prinsip green manufacturing.

"Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi energi, mengurangi emisi karbon dan zero waste di seluruh rantai nilai," katanya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Senin (21/1/2019). "Instalasi panel surya ini akan membantu kami mengurangi 644 ton CO2 per tahun."


Total Solar adalah perusahaan di industri ramah energi yang telah mengoperasikan pembangkit listrik tenaga surya di 130 negara. "Total berkomitmen untuk mengembangkan kemitraan energi jangka panjang dengan Chandra Asri," kata CEO Total Solar Asia Tenggara Gavin Adda.

Dari sisi kinerja keuangan, pendapatan TPIA pada September 2018 naik menjadi US$ 1,96 miliar dari periode yang sama tahun 2017 sebesar US$ 1,79 miliar. Penjualan terbesar disumbang oleh penjualan lokal dari produk polyolefin sebesar US$ 880 juta.

Laba bersih anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini turun menjadi US$ 175 juta, dari September 2017 sebesar US$ 250 juta.
Jika anda memerlukan lampu penerangan jalan umum (PJU) bertenaga surya atau bertenaga listrik, lebih baik anda mempercayakan PT. Surya Energy Indonesia yang sudah berpengalaman dan berkompeten dalam memasok dan memasang PJU listrik maupun solar cell dan perlengkapan terkait lainnya. Anda dapat mengakses www.pjusolarcell.com atau www.surendo.co.id

Label: , , , , , ,

Selasa, 29 Oktober 2019

Catat, Ini Aturan Main Terbaru untuk Pasang Panel Surya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah telah melakukan revisi Peraturan Menteri ESDM nomor 49 tahun 2018 tentang Penggunaan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap oleh Konsumen PT PLN (Persero).

Alhasil kini ada dua aturan lagi terkait penggunaan PLTS atap, yaitu Peraturan Menteri ESDM nomor 12/2019, dan Peraturan Menteri ESDM nomor 13/2019.

Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Harris menjelaskan, Permen 49/2018 direvisi melalui Permen 12/2019 dan Permen 13/2019.
Pada Permen 13/2019, lanjut Harris, menegaskan bahwa sistem PLTS Atap wajib memiliki izin operasi dan SLO (Sertifikat Laik Operasi). Sementara di Permen 12/2019 menegaskan, batasan kapasitas yang wajib memiliki izin operasi dan SLO adalah yang melebihi 500 kVA.

"Sedangkan untuk sistem PLTS dengan kapasitas sampai dengan 500 kVA tidak dikenakan kewajiban," kata Harris saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (19/9/2019).

Di peraturan sebelumnya, imbuh Harris, batasannya adalah 25 kVA untuk SLO dan 200 kVA untuk izin operasi.

"Jadi ada dua aturan revisi yang diterbitkan," pungkas Harris.


Bagaimana untuk jual beli listrik PLTS dengan PLN?

Menurut aturan yang berlaku, perhitungan ekspor dan impor energi listrik dari Sistem PLTS Atap, ketentuannya jika energi listrik yang diproduksi PLTS Atap mayoritas digunakan sendiri, kelebihan tenaga listrik (Excess Power) diekspor ke PLN dengan faktor
pengali 65%.

Artinya listrik hasil PLTS yang dijual ke PLN dihargai sebesar 65% dari tarif listrik yang berlaku. Selain itu, pelanggan juga bisa menggunakan deposit energi untuk mengurangi tagihan listrik bulan berikutnya. Ketentuan ini berlaku jika terdapat kelebihan ekspor listrik ke PLN.

Nah, bagi Pengguna Sistem PLTS Atap yang bukan Konsumen PT PLN (Persero) harus menyampaikan laporan pembangunan dan pemasangan Sistem PLTS Atap kepada Direktur Jenderal EBTKE. 

Menurut Haris penerapan jual beli listrik dengan skema ini sampai sekarang tidak ada kendala, "Ketentuan 65% tidak menjadi kendala, karena listrik yang diproduksi dari PLTS ada yang digunakan sendiri dan ada yang diekspor ke PLN," ujar dia.

Listrik PLTS yang digunakan sendiri perhitungannya tetap 100% karena menggantikan listrik yang diimpor dari PLN. Porsi yang digunakan sendiri ini, kata dia, jumlahnya lebih besar dibanding yang diekspor.

Untuk pelanggan PT PLN (Persero) yang berminat membangun dan memasang Sistem PLTS Atap harus mengajukan permohonan pembangunan dan pemasangan Sistem PLTS Atap kepada General Manager Unit Induk Wilayah/Distribusi PT PLN (Persero) yang dilengkapi persyaratan administrasi dan persyaratan teknis.

Untuk pelanggan prabayar, harus mengajukan perubahan mekanisme pembayaran tenaga listrik menjadi pasca bayar.
Jika anda memerlukan lampu penerangan jalan umum (PJU) bertenaga surya atau bertenaga listrik, lebih baik anda mempercayakan PT. Surya Energy Indonesia yang sudah berpengalaman dan berkompeten dalam memasok dan memasang PJU listrik maupun solar cell dan perlengkapan terkait lainnya. Anda dapat mengakses www.pjusolarcell.com atau www.surendo.co.id

Label: , , , , , ,

Beleid Listrik Panel Surya Terbit Bulan Ini

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah memang telah berencana untuk menerbitkan aturan penggunaan atap surya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menyebutkan, beleid jual beli listrik yang dihasilkan dari panel surya (solar panel) akan keluar bulan ini. 

"Ya, bulan ini. Tapi tarifnya fair (adil) ya. Ini kalau ada inisitaif baru, 'oh supaya bisa untung besar', bukan, ini supaya adil saja," kata Jonan kepada media saat dijumpai di Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Kendati demikian, VP Perencanaan Sistem PLN Suroso Isnandar mengungkapkan, jumlah pelanggan PLN yang memakai atap surya masih tergolong sangat sedikit, menurutnya, jumlahnya tidak lebih dari 1.000 pelanggan.

"Karena, atap surya kan masih mahal, untuk 1.000 watt, investasinya itu bisa Rp 25 juta lebih," ujar Suroso kepada media ketika dijumpai di kesempatan yang sama.

Namun, ia mengklaim, dari PLN sendiri, pada dasarnya mendukung diterbitkannya aturan atap surya ini, baik untuk rumah tangga maupun industri, yang penting tarifnya adil.

"Sebentar lagi aturannya keluar, diatur harga jual listriknya kemungkinan 1:1, tetapi belum diputuskan, nanti ditunggu saja," tambah Suroso.

Adapun, Jonan mengakui, memang penggunaan atap surya masih kurang, namun itu menjadi dorongan untuk bisa memperluas pemakaian EBT tersebut di Indonesia.

"PLTS (pembangkit listrik tenaga surya), memang terus terang masih kurang. Tapi kita ini kan negara tropis, masa kurang sih PLTS-nya. Ini mau dikeluarkan peraturan ini untuk setiap rumah pasang Solar PV. Jadi nanti ekspor impor ke dan dari PLN," pungkasnya. (gus)
Jika anda memerlukan lampu penerangan jalan umum (PJU) bertenaga surya atau bertenaga listrik, lebih baik anda mempercayakan PT. Surya Energy Indonesia yang sudah berpengalaman dan berkompeten dalam memasok dan memasang PJU listrik maupun solar cell dan perlengkapan terkait lainnya. Anda dapat mengakses www.pjusolarcell.com atau www.surendo.co.id

Label: , , , , , ,

7 Alasan Kenapa Indonesia Tak Gunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Selama ini, listrik yang kita gunakan sehari-hari berasal dari energi fosil seperti batu bara. Namun, perlu diingat bahwa batu bara jumlahnya terbatas dan bisa habis kapan pun. Selain itu, penggunaan bahan bakar fosil juga merupakan penyebab utama dari pemanasan global. Sudah selayaknya kita mempertimbangkan memakai sumber energi lain.
Berada di garis khatulistiwa, sinar matahari di Indonesia dikenal sangat melimpah. Matahari bersinar sepanjang tahun, suatu keuntungan yang gak semua negara bisa miliki. Lalu, kenapa Indonesia gak menggunakan pembangkit listrik tenaga surya saja?

1. Pemanfaatan energi surya di Indonesia baru 0,05 persen saja

Dalam skala global, Tiongkok dan Amerika Serikat memimpin dalam penggunaan pembangkit listrik tenaga surya. Sementara, di Indonesia, justru pemanfaatan energi matahari masih sangat kurang. Hal ini dipaparkan oleh Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Energi Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementrian ESDM, M. Arifin, dalam keterangan tertulis di laman esdm.go.id.
"Pemanfaatan energi surya di Indonesia baru sebesar 0,05 persen dari potensi yang ada. Sehingga masih banyak tantangan yang harus diselesaikan bersama, salah satunya adalah biaya produksi PLTS yang masih tinggi," terang Arifin.
Tantangan lainnya, PLTS tidak dapat ditransportasikan dan kurang kemampuan SDM dalam penguasaan teknologi PLTS.

2. Padahal, pembangkit listrik tenaga surya punya segudang manfaat, lho!

Laman Green Match menyebut bahwa energi matahari memiliki dampak paling sedikit terhadap lingkungan dibanding sumber energi lainnya. Di antaranya, tidak menghasilkan gas rumah kaca, tidak mencemari air, membutuhkan sedikit air untuk pemeliharaan serta tidak menimbulkan kebisingan.
Asal ada sinar, energi matahari dapat diterapkan di mana saja. Ini sangat berguna untuk daerah terpencil tanpa akses ke sumber listrik lain. Tentu saja, ramah lingkungan dan lebih murah merupakan keuntungan lain dari pemanfaatan energi matahari.

3. Meski begitu, Indonesia juga punya pembangkit listrik tenaga surya terbesar!

Diresmikan di desa Oelpuah, Kupang, NTT pada 27 Desember 2015 oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, PLTS Kupang ini memiliki kapasitas sebesar 5 MW. Dengan demikian, PT Lembaga Elektronik Nasional (LEN) turut serta membantu PLN dalam mengatasi defisit listrik di wilayah tersebut.
Berdiri di atas lahan seluas 7,5 hektare, terlihat ribuan panel surya membentang di atasnya. Satu panel surya menghasilkan 230 watt listrik. Wilayah NTT dirasa sangat cocok untuk mengembangkan PLTS sebab selama sembilan bulan dari satu tahun, NTT selalu disinari oleh cahaya matahari.

4. Biaya investasi mahal jadi kendala PLTS di Indonesia

Biaya investasi tinggi merupakan kendala dari terhambatnya pendirian PLTS. Sekurang-kurangnya, dibutuhkan biaya US$ 2 juta atau sekitar Rp26 miliar dari setiap 1 MWp. Jika PLTS dibangun dengan kapasitas 5000 MW, maka biaya yang dibutuhkan adalah sekitar Rp165 triliun. Kementrian ESDM mengatasi problem ini dengan membuka penawaran ke pihak swasta.
Meski begitu, PLTS tidak membutuhkan biaya operasional yang besar. Biaya yang dibutuhkan hanya untuk maintenance modul surya, seperti menyiram air untuk menghilangkan debu serta melakukan pemotongan rumput di sekitar modul. Bandingkan dengan pembangkit listrik tenaga diesel yang membutuhkan ribuan liter solar untuk mengaliri listrik.

5. Seberapa banyak energi yang dihemat dari adanya PLTS?

Memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi dinilai sangat ramah lingkungan. Misalnya, energi 5.000 MW yang dihasilkan dari PLTS, bila dikonversi akan setara dengan menanam 18.124 pohon, menghemat 1,5 juta bahan bakar solar untuk PLTD serta mencegah emisi CO2 dari PLTD sebanyak 3,6 juta ton. Bayangkan betapa besar manfaat yang dirasakan apabila PLTS menjadi sumber listrik utama di tanah air!
Selain itu, menurut laman Solar Craft, setiap 1000 kWh, solar panel dapat mengurangi emisi hampir 8 pon sulfurdioksida, 5 pon nitrogen oksida serta 1.400 karbon dioksida. A really great benefit!

6. Perkara pembebasan lahan juga menjadi kendala

Seperti yang kita tahu, PLTS membutuhkan lahan yang luas untuk menempatkan panel surya. Hal ini pun menjadi kendala karena melakukan pembebasan lahan juga tidak mudah untuk dilakukan. Terlebih, di area padat penduduk, sulit memperoleh lahan untuk membangun PLTS. Hal ini kontras dengan Uni Emirat Arab (UEA) yang memberikan lahan gratis untuk investor dalam mengembangkan tenaga surya.
Berkaitan dengan masalah demografi tersebut, akan lebih baik jika PLTS dibangun di daerah yang masih memiliki lahan luas (seperti di luar Jawa), di dataran rendah dan dengan sinar matahari yang bersinar sepanjang tahun.

7. Apa target kementrian ESDM terkait PLTS di masa depan?

Tantangan mencari energi terbarukan terus dicari. Kementrian ESDM melalui Ditjen EBTKE sedang mencanangkan dibuatnya satu juta atap panel surya hingga tahun 2025 mendatang. Bila dikonversikan, proyek ini akan menghasilkan sekitar 1000 MW atau 1 GW. Hal ini juga membantu pemerintah dalam mencapai target kebijakan energi nasional. Let's hope for the best!
Nah, itu tadi alasan mengapa PLTS tak menjadi sumber energi listrik utama di Indonesia. Mari sama-sama berharap agar di masa mendatang sumber energi matahari dapat menggantikan energi fosil, ya!
Sumber: idntimes.com
Jika anda memerlukan lampu penerangan jalan umum (PJU) bertenaga surya atau bertenaga listrik, lebih baik anda mempercayakan PT. Surya Energy Indonesia yang sudah berpengalaman dan berkompeten dalam memasok dan memasang PJU listrik maupun solar cell dan perlengkapan terkait lainnya. Anda dapat mengakses www.pjusolarcell.com atau www.surendo.co.id

Label: , , , , , ,

Senin, 28 Oktober 2019

Signify Didapuk sebagai Pemimpin Global Lampu PJU Pintar

JAKARTA, KOMPAS.com - Signify, perusahaan pencahayaan berbasis di Belanda, terpilih sebagai pemimpin pasar lampu penerang jalan umum (PJU) pintar secara global.
Predikat ini diberikan oleh analis industri, Navigant Research. Dalam laporannya berjudul Navigant Research Leaderboard: Smart Street Lighting, analis ini menilai Signify meraih peringkat teratas secara keseluruhan dalam strategi dan pelaksanaan.
Signify mengalahkan 14 pemasok lampu jalan terkoneksi secara global berdasarkan kriteria strategi menembus pasar, mitra, strategi produk, jangkauan geografis, kehadiran di pasar, penjualan, pemasaran dan distribusi, fitur dan portofolio produk, integrasi dan daya tahan produk.


Menurut laporan yang diterima Kompas.com, Jumat (20/7/2018), keberhasilan perangkat lunak sistem dan manajemen pencahayaan jalan LED terkoneksi Interact City milik Signify, telah digunakan di lebih dari 1.000 proyek di 37 negara.
Navigant Research mendefinisikan lampu PJU pintar sebagai istilah umum bagi penggunaan teknologi mutakhir untuk pengoperasian, pemantauan dan manajemen lampu jalan secara efisien dalam strategi kota pintar.
Lampu PJU pintar dapat diwujudkan melalui berbagai macam teknologi, termasuk diantaranya sensor, simpul kontrol, gerbang jaringan, kamera, komunikasi nirkabel, dan analisa data.
Navigant Research mengestimasi nilai pasar global untuk lampu PJU pintar sebesar 837,4 juta dollar AS pada tahun 2018.
Pendapatan tahunan lampu PJU pintar secara global diperkirakan akan tumbuh hingga mendekati 8,3 miliar dollar AS pada tahun 2027.
Hal ini menunjukkan laju pertumbuhan tahunan majemuk atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 28,9 persen.
Signify menjadi nama perusahaan baru dari Philips Lighting terhitung sejak 16 Mei 2018. Senyampang nama PT Philips Indonesia akan diubah paling lambat pada kuartal satu tahun 2019.

Artikel ini telah tayang di 
Kompas.com dengan judul "Signify Didapuk sebagai Pemimpin Global Lampu PJU Pintar", https://properti.kompas.com/read/2018/07/20/213000221/signify-didapuk-sebagai-pemimpin-global-lampu-pju-pintar.
Penulis : Hilda B Alexander
Editor : Hilda B Alexander
Jika anda memerlukan lampu penerangan jalan umum (PJU) bertenaga surya atau bertenaga listrik, lebih baik anda mempercayakan PT. Surya Energy Indonesia yang sudah berpengalaman dan berkompeten dalam memasok dan memasang PJU listrik maupun solar cell dan perlengkapan terkait lainnya. Anda dapat mengakses www.pjusolarcell.com atau www.surendo.co.id

Label: , , , , , ,

Remang-Remang Rawan Kejahatan, Revitalisasi 80 PJU Margomulyo

JawaPos.com – Suasana remang-remang di kawasan Margomulyo kerap dimanfaatkan mereka yang berniat jahat untuk melakukan aksinya. Karena itu, Pemkot Surabaya akan merevitalisasi PJU di sebelah utara exit toll agar kondisinya terang benderang.
Kepala Seksi Penerangan Jalan Umum (PJU) dari Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Bagyo Widodo menyatakan, saat ini revitalisasi PJU masih dalam tahap proses lelang. Mungkin sebulan mendatang baru ada penetapan pemenang.


Jika tidak ada kendala, dua bulan mendatang penggantian PJU bisa dimulai. Dia menjelaskan, ada 80 PJU yang nanti diganti. Semuanya terletak di sisi utara tol Margomulyo. “Semua PJU yang ada di sana diganti,” ujarnya kemarin siang (4/7).
Menurut Bagyo, selain redup, puluhan PJU di lokasi itu sudah aus. Terlebih yang berada di lajur barat atau jalan yang mengarah ke Osowilangun atau Kalianak. Di sana banyak kabel PJU yang kondisnya sudah tak layak. Buntutnya, PJU di sana suka padam.
Petugas memang langsung melakukan perbaikan, tetapi lampu tersebut padam kembali. Selain masalah kabel, beberapa kondisi tiang keropos. “Semua lampu akan kami ganti dengan LED biar lebih terang,” ulasnya.
Tak hanya mengganti, pihaknya juga akan mengubah penempatan PJU, khususnya yang ada di jalur timur menuju Tandes. Sebab, sekarang PJU di sana berada di pinggir jalan, bukan di median tengah jalan. Padahal, di area itu terdapat dua lajur timur dan barat. Revitalisasi yang menghabiskan anggaran sekitar Rp 805 juta tersebut diharapkan bisa membuat masyarakat yang melintasi jalan itu merasa lebih nyaman dan aman.
Bagyo menambahkan, PJU tersebut juga diganti karena adanya laporan, baik warga maupun jajaran samping seperti polsek. Sebab, selama ini wilayah itu kerap dijadikan sasaran lokasi kejahatan.
Jika anda memerlukan lampu penerangan jalan umum (PJU) bertenaga surya atau bertenaga listrik, lebih baik anda mempercayakan PT. Surya Energy Indonesia yang sudah berpengalaman dan berkompeten dalam memasok dan memasang PJU listrik maupun solar cell dan perlengkapan terkait lainnya. Anda dapat mengakses www.pjusolarcell.com atau www.surendo.co.id

Label: , , , , , ,

PJU Pakai Lampu LED, Ahok Klaim Hemat Anggaran Rp 300 Miliar

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengganti semua penerangan jalan umum (PJU) dengan lampu light emitting diode (LED).
Basuki mengklaim penggunaan lampu LED itu lebih menghemat penggunaan anggaran. 
"Kalau seluruh Jakarta, kami hitung anggarannya Rp 1,3 triliun langsung diganti LED semua. Kami akan hemat anggaran Rp 400 miliar per tahun," kata Basuki, di Balai Kota, Senin (23/11/2015). 
Menurut Basuki, Dinas Perindustrian dan Energi DKI telah melakukan pemborosan anggaran. Mereka merancang alokasi anggaran pemasangan lampu PJU hingga Rp 300 miliar.
Padahal, masih banyak lampu PJU yang padam. Basuki mengatakan, pemasangan LED lebih tahan lama jika menggunakan merek dari perusahaan terkenal.


"Dia malah kasih jaminan lima tahun," kata Basuki.
Penggunaan lampu LED, lanjut dia, lebih mudah dalam pengawasan.
"Terus selama lima tahun, dia (perusahaan lampu merek terkenal) bisa ganti terus dan kita tinggal tidur aja," kata Basuki. 
Basuki sebelumnya menemukan pemborosan anggaran seusai menyisir rancangan anggaran di Dinas Perindustrian dan Energi DKI.
Pembelian lampu PJU anggarannya mencapai Rp 300 miliar dan anggaran pemasangan lampu di suku dinas yang mencapai Rp 40 miliar.

Artikel ini telah tayang di 
Kompas.com dengan judul "PJU Pakai Lampu LED, Ahok Klaim Hemat Anggaran Rp 300 Miliar", https://megapolitan.kompas.com/read/2015/11/23/15145951/PJU.Pakai.Lampu.LED.Ahok.Klaim.Hemat.Anggaran.Rp.300.Miliar.
Penulis : Kurnia Sari Aziza
Sumber: news.detik.com
Jika anda memerlukan lampu penerangan jalan umum (PJU) bertenaga surya atau bertenaga listrik, lebih baik anda mempercayakan PT. Surya Energy Indonesia yang sudah berpengalaman dan berkompeten dalam memasok dan memasang PJU listrik maupun solar cell dan perlengkapan terkait lainnya. Anda dapat mengakses www.pjusolarcell.com atau www.surendo.co.id

Label: , , , , , ,

Minggu, 27 Oktober 2019

PJU Habiskan Dana Rp 1,7 M Tiap Bulan

PJU Habiskan Dana Rp 1,7 M Tiap Bulan
SUMENEP – Tagihan listrik untuk penerangan jalan umum (PJU) di Sumenep cukup besar. Rata-rata biaya yang dibayarkan ke PLN mencapai Rp 1,7 M per bulan.
Kabid Pengembangan dan Keselamatan Dishub Sumenep Edi Purwanto menyampaikan, pagu anggaran untuk biaya kelistrikan yang disiapkan instasinya Rp 18 M. Namun karena selalu kurang, anggarannya ditambah saat pembahasan perubahan anggaran keuangan (PAK).
Untuk perawatan disediakan anggaran Rp 550 juta. Tahun ini penerangan jalan di desa menjadi wewenang dinas pemberdayaan masyarakat dan desa (DPMD) melalui dana desa (DD) dan alokasi dana desa (ADD). Dengan demikian, penerangan jalan di wilayah desa bisa ditangani pemerintah desa.



Namun, yang terpasang sebelum tahun ini masih ditangani dishub. Pihaknya menangani penerangan jalan untuk semua jalur. Di antaranya, jalan kabupaten, jalan kecamatan, dan jalan desa. Jenis lampu untuk penerangan jalan digunakan lampu merkuri dan lampu LED.
Lampu merkuri ukuran 125 watt. Biasanya dipasang di jalur kecamatan atau desa. Sementara untuk sepanjang jalan protokol digunakan lampu led ukuran 120 watt. Untuk wilayah pedalaman dengan lampu merkuri penetuan lokasinya menyesuaikan kebutuhan.”Ini sesuai dengan program Bupati bahwa, nata kota bangun desa,” tandasnya.(c3)
Sumber: radarmadura.jawapos.com
Jika anda memerlukan lampu penerangan jalan umum (PJU) bertenaga surya atau bertenaga listrik, lebih baik anda mempercayakan PT. Surya Energy Indonesia yang sudah berpengalaman dan berkompeten dalam memasok dan memasang PJU listrik maupun solar cell dan perlengkapan terkait lainnya. Anda dapat mengakses www.pjusolarcell.com atau www.surendo.co.id

Label: , , , , , ,

Jumat, 25 Oktober 2019

Perbaikan 5 Titik Lampu PJU Rusak By Pass Gempol

GEMPOL, Radar Bromo – Perawatan penerangan jalan umum (PJU) memang harus rutin dilakukan. Ini agar kerusakan baik skala kecil atau besar, bisa cepat tertangani. Perawatan ini juga harus cepat dilakukan karena PJU adalah vital bagi lalulintas.
Seperti yang terpantau Jawa Pos Radar Bromo siang kemarin misalnya. Sejumlah petugas teknis dari Dinas Bina Marga Kabupaten Pasuruan, membenahi PJU disana. Petugas menggunakan mobil truk crane, untuk memperbaiki PJU yang rusak.


Jika melihat kelas jalan, ruas by pass di Kecamatan Gempol sejatinya masuk kelas jalan nasional saat ini. Dulunya dibangun sebagai jalan masuk dan keluar tol Surabaya – Gempol. Hanya saja untuk perbaikan penerangan jalan umum (PJU) nya menjadi tanggung jawab Dinas Bina Marga Kabupaten Pasuruan.
“Ini bagian dari pemeliharaan rutin jalan, termasuk jalan nasional di by pass Gempol ini. Sekarang perbaikannya sedang dikebut,” ucap Setyo, salah seorang staf teknis dari Dinas Bina Marga Kabupaten Pasuruan.
Lebih lanjut ia katakan, untuk pemeliharaan yang sedang dikerjakan dan dikebut dilapangan adalah PJU yang lampunya rusak, dan juga mengalami gangguan teknis. Serta beberapa diantaranya roboh akibat tertabrak kendaraan yang sedang melintas imbuhnya.
Karena tak sampai belasan titik PJU yang diperbaiki, maka perbaikan hanya ditempuh dalam sehari saja sudah cukup.
“Ada lima titik PJU yang kami perbaiki sepanjang jalan by pass ini. Untuk pembiayaannya sepenuhnya dari APBD, lewat pos pemeliharaan rutin,” tukasnya. (zal/fun)
Sumber: radarbromo.jawapos.com
Jika anda memerlukan lampu penerangan jalan umum (PJU) bertenaga surya atau bertenaga listrik, lebih baik anda mempercayakan PT. Surya Energy Indonesia yang sudah berpengalaman dan berkompeten dalam memasok dan memasang PJU listrik maupun solar cell dan perlengkapan terkait lainnya. Anda dapat mengakses www.pjusolarcell.com atau www.surendo.co.id

Label: , , , , , ,

Minim PJU, Jalur Alternatif Ini Dicap Angker

Minim PJU, Jalur Alternatif Ini Dicap Angker
METROPOLITAN – Minimnya Penerangan Jalan Umum (PJU) di sepanjang Jalan Pasar Salasa mendapat keluhan dari masyarakat. Pasalnya, jalur alternatif yang menghubungkan dua desa ini, yakni Desa Tonjong, Kecamatan Tajurhalang dan Desa Cimanggis, Kecamatan Bojonggede, jika malam hari dinilai angker oleh warga.

“Kalau malam terasa angker lewat sini, karena sangat gelap,” kata warga RW 04, Desa Tonjong, Roki (34). “Jalur alternatif ini belum ada PJU-nya. Kami berharap pemerintah segera membangun PJU,” sambungnya.
Menurutnya, jalan pintas yang menyambungkan akses tiga kecamatan ini sangat vital. Lantaran menjadi akses terdekat warga Tajurahalang, Kemang dan Parung menuju Cibinong. “Kalau mau ke Cibinong dekat lewat sini, kalau tidak lewat sini harus lebih dulu ke Jalan Baru, Kota Bogor. Jadi kami harapkan segera dibangun PJU,” harapnya.
Hal senada diungkapkan Warga Desa Kemang, Kecamatan Kemang, Haris Setiawan. Menurutnya, dengan jalan yang gelap gulita tak jarang warga enggan melintas pada malam hari. “Kalau malam hari bisa dihitung pakai jari yang melintas ke jalan ini. Saya sih berharap ada pemasangan PJU di jalan Ini. Ada PJU tapi jaraknya sangat jauh,” ujarnya.(khr/b/rez)


Jika anda memerlukan lampu penerangan jalan umum (PJU) bertenaga surya atau dengan sel surya atau solar cell. Lebih baik anda mempercayakan PT. Surya Energy Indonesia yang sudah berpengalaman dan berkompeten dalam memasok dan memasang PJU solar cell dan perlengkapan terkait lainnya. Anda dapat mengakses www.pjusolarcell.com atau www.surendo.co.id

Label: , , , , , ,

Dishub Tangkab: 2020, Pemangkasan Anggaran PJU Besar

Tahun 2020 mendatang, pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU) belum bisa dipasang secara merata, karena terkendala oleh rasionalisasi anggaran atau pemangkasan anggaran yang cukup besar.
“Memang sudah banyak yang mengajukan PJU, cuma kan kita kan dirasionalisasi. Dan rasionalisasi anggarannya juga cukup besar untuk PJU, karena PJU ini paling besar untuk bayar listriknya saja 1 tahunnya 20 Miliar, Cuma ini pemangkasan anggarannya gede banget, makanya ini saya juga pusing,” kata Kadishub Tangerang Kabupaten (Tangkab), Agus Suryana, Selasa (22/10/2019).
Menurut Agus, di tahun 2020 mendatang, PJU belum bisa dipasang secara merata di seluruh jalan Kabupaten Tangerang, karena keterbatasan anggaran. Maka pihaknya akan memprioritaskan wilayah Central Ekonomi, Pusat Pemerintahan, dan Pusat Kegiatan, Agus mengaku dirinya sangat kewalahan dengan permintaan PJU yang cukup banyak.

“Coba tanyakan ke Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, PJU itu kan kepentingan dasar. Cuma ini kan dirasionalisasinya besar banget. Jadi untuk tahun depan karena keterbatasan anggaran, otomatis kita memasang PJU berdasarkan skala prioritas, yaitu di jalan-jalan Kabupaten Tangerang yang sering dilalui, pusat-pusat pemerintahan, dan pusat perbelanjaan saja, itupun belum semua, makanya ini pusing permintaan banyak sekali, “ tambahnya.
Agus mengatakan, untuk saat ini Dinas Perhubungan Tangkab belum bisa menentukan kecamatan mana saja yang akan dipasang PJU, karena pihaknya masih dalam penyusunan Rancangan Kegiatan Anggaran (RKA), sehingga belum mengacu kepada titik pemasangan.
Dia juga menghimbau agar Lurah/Kades dan Camat membuat surat kepadanya jika wilayahnya kekurangan PJU.
“Kita lagi menyesuakan dulu anggaran yang diterima berapa, terus harga titik lampu berapa, lalu kemampuannya berapa ratus titik. Kalau sudah ketahuan mampunya berapa ratus titik, barulah kita ke lokasi-lokasi, pada prinsipnya kita maksimalkan, untuk lurah/kades, atau camat kirim surat kepada saya saja, mumpung saya jadi kadisnya, “ katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Kecamatan Pakuhaji, Yandri Permana mengatakan, Jalan Raya Pakuhaji yang dimulai dari Pasar Pakuhaji sampai dengan pertigaan gardu Desa Kramat, sudah 3 tahun kondisinya selalu gelap gulita di malam hari. Dikarenakan tidak ada Penerangan Jalan Umum (PJU).
Padahal, menurut Yandri, setiap tahun dalam acara Musrenbang, pihaknya sudah sering mengajukan atau mengusulkan kepada Pemerintah Kabupaten Tangerang, agar jalan Raya Pakuhaji ini dipasang PJU, karena jalan tersebut sering dilalui oleh masyarakat. Pasalnya Jalan Raya Pakuhaji merupakan jalan yang menghubungkan Kecamatan Pakuhaji dengan Sepatan dan Sukadiri.
“Sejak saya tugas dari tahun 2017 di Pakuhaji, Jalan Raya Pakuhaji mulai dari pasar sampai pertigaan Gardu Kramat itu gelap sekali kalau malam, karena tidak ada PJU. Menurut keterangan staff Ekbang Kecamatan Pakuhaji, bahwa setiap kali dilakukan Musrenbang selalu diusulkan. Pada Musrenbang 2019 pun sudah kami usulkan agar di tahun 2020 bisa direalisasikan, karena sangat penting. Itu jalan utama dan rawan kecelakaan,” katanya. (Sam)
Jika anda memerlukan lampu penerangan jalan umum (PJU) bertenaga surya atau dengan sel surya atau solar cell. Lebih baik anda mempercayakan PT. Surya Energy Indonesia yang sudah berpengalaman dan berkompeten dalam memasok dan memasang PJU solar cell dan perlengkapan terkait lainnya. Anda dapat mengakses www.pjusolarcell.com atau www.surendo.co.id

Label: , , , , , ,